Paspor Riza Chalid Dicabut, Boyamin Saiman Desak Pemerintah Segera Tuntaskan Ekstradisi

Top Post Ad

 

Repelita Jakarta - Langkah Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan yang resmi mencabut paspor milik Riza Chalid, tersangka kasus korupsi tata kelola minyak mentah Pertamina, mendapat dukungan penuh dari Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman.

Boyamin menyebut keputusan tersebut menjadi langkah awal untuk mempersempit ruang gerak Riza Chalid yang terakhir terpantau berada di Malaysia.

Ia menilai dengan dicabutnya paspor, pemerintah memiliki celah untuk segera meminta ekstradisi ke Malaysia dan memastikan Riza Chalid tidak berpindah ke negara lain.

“Sehingga kami bisa meminta ekstradisi kepada Malaysia, kami bisa fokus, dan dia tidak bisa pergi ke mana-mana,” ujar Boyamin pada Kamis 31 Juli 2025.

Meski demikian, Boyamin mengaku memperoleh informasi terbaru bahwa Riza Chalid diduga telah bergerak ke Jepang, memunculkan dugaan bahwa Riza Chalid memiliki paspor lain.

Baca Juga

• [HEBOH] Yudo Sadewa vs Buzzer di Facebook,Anak Menkeu Purbaya Emosi Dituduh Trading Pakai Uang Negara
• Ahok Peringatkan Bahaya Banjir Besar Jakarta Jika Tanggul Pantai Mutiara Jebol
• 9 Jam Diperiksa Polisi, Roy Suryo Cs Dicecar 377 Pertanyaan Terkait Fitnah Ijazah Jokowi
• Polisi Bakal Periksa Ahli dan Saksi yang Diajukan Roy Suryo Cs Usai Tak Ditahan

Menurut Boyamin, pemerintah harus menggandeng negara tujuan untuk mengambil langkah cepat, baik pencabutan paspor cadangan atau penangkapan langsung melalui kerja sama ekstradisi seperti pola yang pernah diterapkan dalam kasus korupsi e-KTP dengan tersangka Paulus Tannos.

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, sebelumnya memastikan bahwa Riza Chalid tak lagi memegang dokumen perjalanan sah yang dikeluarkan pemerintah Indonesia.

“Paspornya sudah kami cabut,” ungkap Agus saat memberikan keterangan pers di Kantor Imigrasi Malang, Jawa Timur, Selasa 29 Juli 2025.

Merujuk catatan sistem keimigrasian, Riza Chalid meninggalkan Indonesia sejak Februari 2025 dan terpantau sempat menetap di Malaysia, sehingga pemerintah kini menggantungkan proses pemulangan pada jalur diplomatik lintas negara.

“Perlintasannya meninggalkan Indonesia dari bulan Februari dan saat ini termonitor yang bersangkutan di Malaysia,” tutup Agus.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok