
Repelita Jember - Tiga siswa kelas 5 SDN Sanenrejo 02, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, diduga mengalami penganiayaan oleh kepala sekolah saat jam pelajaran pada Jumat 26 September 2025.
Korban berinisial AD, FU, dan MN mengalami luka memar dengan tingkat berbeda, dari ringan hingga cukup parah.
Orangtua salah satu korban, Intan Wahyu, menjelaskan bahwa peristiwa bermula ketika siswa mengikuti ujian praktik mata pelajaran agama menggunakan ponsel.
Guru agama yang merupakan putri kepala sekolah marah karena kelas tidak kondusif lalu meninggalkan ruang belajar.
Beberapa siswi kemudian menyusul ke kantor untuk membujuk guru tersebut kembali ke kelas.
Namun guru meminta siswa laki-laki yang membuat keributan meminta maaf terlebih dahulu, tetapi mereka menolak.
Tak lama kemudian kepala sekolah masuk ke kelas dan langsung memarahi siswa dengan kata-kata kasar.
Ia kemudian mendatangi meja pojok dan melakukan pemukulan serta tendangan terhadap beberapa murid.
Menurut Intan, putranya ditendang, AD juga menerima tendangan, sementara FU ditampar.
AD disebut mengalami luka cukup parah, sedangkan anak Intan sudah membaik meski masih mengalami trauma.
Ia menegaskan cara mendidik siswa tidak seharusnya dengan kekerasan fisik.
Pihak wali murid berharap Dinas Pendidikan memberikan sanksi tegas agar kejadian serupa tidak terulang.
Guru SDN Sanenrejo 02, Eni Indah Puji Astuti, menyampaikan penyesalan mendalam atas insiden tersebut.
Ia berjanji pembelajaran akan berlangsung lebih kondusif dan pihak sekolah memberi perhatian khusus pada kondisi psikologis siswa.
Menurutnya, anak-anak dimotivasi agar tidak takut dan akan ada pendampingan khusus bagi yang terdampak.
Eni mengaku kaget karena selama tiga tahun mengenal kepala sekolah, ia menilai sosok tersebut cukup baik di kalangan guru.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Jember Hadi Mulyono menyatakan telah menurunkan tim dari Bidang Pembinaan SD dan GTK untuk mengecek langsung ke sekolah dan keluarga korban.
Tim juga melakukan konfirmasi serta menyiapkan langkah penanganan atas kasus tersebut.
Hingga saat ini kegiatan belajar mengajar di sekolah tetap berjalan, namun perhatian khusus diberikan kepada siswa yang mengalami trauma.
Kasus ini masih dalam penanganan pihak berwenang dan ditunggu tindak lanjut dari Dinas Pendidikan Kabupaten Jember.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

