Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Rismon Bongkar Rekam Jejak Kasus Vina, Jessica, KM 50 dan Keaslian Ijazah Jokowi

 Track Record Kasus Vina Jessica, KM 50 dan Ijazah Jokowi, Rismon Beber Fakta Ini

Repelita Jakarta - Pakar digital forensik Rismon Sianipar kembali mengungkap sejumlah kejanggalan pada dokumen ijazah Presiden Joko Widodo.

Ia menggunakan pendekatan teknologi modern untuk menganalisis keaslian dokumen tersebut.

Menurut Rismon, ada berbagai aspek teknis yang sulit diabaikan, terutama terkait perkembangan teknologi cetak dan digital.

"CV-nya hilang dari server KPU, bagaimana bisa diverifikasi. Sama seperti ketika kemarin saya ditanya apa yang saya teliti, itu hak saya sebagai peneliti," ujarnya dalam podcast Forum Keadilan TV.

Rismon menegaskan bahwa pemeriksaan langsung dilakukan di Universitas Gadjah Mada secara mandiri tanpa dukungan dana dari pihak manapun.

"Saya datang sendiri ke perpustakaan Fakultas Kehutanan UGM untuk memeriksa skripsi yang diduga milik Jokowi," jelasnya.

Dari sisi forensik digital, Rismon menilai dokumen pengesahan ijazah memiliki kualitas cetakan dengan kepadatan piksel sangat tinggi yang tidak mungkin diproduksi oleh teknologi pada era 1980-an.

"Dengan kemajuan teknologi komputer dari segi hardware dan software, dokumen tersebut tidak mungkin dicetak dengan kualitas yang sempurna dan titik-titik sangat rapat pada masa itu," kata Rismon.

Ia menyebut cetakan ini lebih menyerupai hasil teknologi cetak modern tahun 2004-2005, bukan mesin cetak manual seperti handpress atau letterpress.

Rismon juga mengkritik metode pemeriksaan dokumen oleh Bareskrim Polri yang hanya mengandalkan observasi visual dan sentuhan tanpa analisis ilmiah yang mendalam.

"Penjelasan Bareskrim hanya berdasarkan diraba dan dirasakan ada cekungan, itu bukan cara ilmiah dan sangat prematur," tambahnya.

Ia menilai pendekatan tersebut jauh dari standar laboratorium forensik profesional.

Selain itu, Rismon menyinggung rekam jejak laboratorium forensik Bareskrim dalam menangani kasus besar sebelumnya.

Ia mencontohkan kasus Vina Cirebon, kematian Wayan Mirna Salihin, dan insiden KM 50 yang menurutnya penuh kekeliruan dalam penanganan bukti dan prosedur forensik.

Dalam kasus kematian Mirna, ia menuding Bareskrim menggunakan software gratis berbasis Windows yang tidak sesuai dengan perangkat yang seharusnya memakai sistem operasi Linux.

"Ini seperti dua hal yang berbeda alam, tidak mungkin cocok, tapi tetap mereka klaim," jelas Rismon.

Soal insiden KM 50, ia menyebut ada penghapusan data CCTV dan handphone serta tidak adanya police line di lokasi yang diduga sebagai tempat kejadian perkara.

"Data CCTV dan handphone di rest area KM 50 dihapus. Genangan darah dibersihkan tanpa police line, padahal 20 jam sebelum kejadian, kabel fiber optic putus," tuturnya.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved