Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Trump "Mempermalukan" Presiden Afrika Selatan di Depan Awak Media dengan Tuduhan Genosida

Presiden AS Donald Trump menunjukkan foto dan artikel yang diklaim mendukung isu genosida warga kulit putih di Afrika Selatan saat bertemu dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Ruang Oval Gedung Putih di Washington DC pada 21 Mei 2025.

Repelita, Washington DC - Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Gedung Putih berubah menjadi ketegangan diplomatik yang mengejutkan.

Trump memutar sebuah video yang ia klaim sebagai bukti terjadinya genosida terhadap warga kulit putih di Afrika Selatan.

Pemutaran dilakukan di hadapan Ramaphosa dan para jurnalis.

Trump menyebut bahwa para petani kulit putih menjadi sasaran kekerasan sistematis.

Dalam penyampaian di depan media, Trump mengatakan tanah mereka dirampas lalu mereka dibunuh, tanpa pelaku dihukum.

Ia menayangkan potongan berita yang dianggap mendukung pernyataannya, meskipun diketahui salah satu gambar berasal dari Republik Kongo.

Trump menegaskan narasinya dengan ucapan berulang tentang kematian.

Sebelumnya, pemerintahan Trump telah mengizinkan 59 warga kulit putih Afrika Selatan untuk mendapatkan status pengungsi.

Hal ini terjadi di tengah kebijakan ketat AS terhadap pencari suaka dari berbagai negara.

Ramaphosa yang hadir bersama dua pegolf asal Afrika Selatan, Ernie Els dan Retief Goosen, tampak berusaha tetap tenang.

Ia membantah keras tuduhan Trump dan menekankan bahwa undang-undang reformasi agraria di negaranya tidak bertujuan merampas tanah milik warga kulit putih.

Ramaphosa menyatakan tidak ada pengambilan tanah secara sepihak.

Ia juga menegaskan bahwa mayoritas korban kejahatan di Afrika Selatan berasal dari komunitas kulit hitam.

Tokoh-tokoh dalam video yang diputar disebut berasal dari oposisi dan tidak mewakili pemerintah.

Pertemuan tersebut awalnya dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan diplomatik antara kedua negara.

Hubungan ini sempat memburuk karena pernyataan kontroversial Trump dan dukungan Elon Musk terhadap narasi genosida kulit putih.

Namun suasana pertemuan berubah tegang ketika Trump terus memotong pernyataan Ramaphosa saat pemutaran video berlangsung.

Dalam salah satu klip, Julius Malema terlihat menyanyikan slogan era apartheid yang kontroversial.

Video ditutup dengan tayangan ratusan salib putih yang diklaim sebagai makam para petani terbunuh.

Ramaphosa mencoba menenangkan suasana dengan mengutip ajaran Nelson Mandela.

Ernie Els turut menyampaikan harapan agar Afrika Selatan menjadi lebih baik.

Usai pertemuan, Ramaphosa tetap menyampaikan pernyataan positif, menyebut pertemuan itu sebagai sukses besar.

Ia menyatakan keyakinannya bahwa Trump akan menghadiri KTT G20 di Johannesburg.

Ramaphosa juga menambahkan bahwa Trump tampaknya masih meragukan tuduhan genosida tersebut.

Hubungan antara Amerika Serikat dan Afrika Selatan memburuk sejak Trump kembali menjabat.

Pemerintah AS memotong bantuan luar negeri, menaikkan tarif impor, dan mengusir duta besar Afrika Selatan.

AS juga mengecam keras gugatan Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional.

Kunjungan Ramaphosa ke Washington bertujuan untuk memperbaiki hubungan kedua negara.

Namun hasil pertemuan tersebut dinilai belum memberikan perubahan signifikan.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved