Repelita, Jakarta - Presiden Joko Widodo menempuh pendidikan dari lingkungan sederhana di Surakarta.
Ia mengawali pendidikan dasar di SD Negeri 112 Tirtoyoso, Banjarsari, yang dikenal sebagai sekolah untuk masyarakat kalangan bawah.
Jokowi menyelesaikan pendidikan di SD tersebut pada tahun 1973.
Setelah lulus, ia melanjutkan ke SMP Negeri 1 Surakarta.
Di sekolah ini, meski dalam kondisi ekonomi yang terbatas, Jokowi mulai menunjukkan ketertarikan pada berbagai bidang.
Setelah menyelesaikan SMP, ia masuk SMA Negeri 6 Surakarta.
Awalnya, ia tidak diterima di SMA Negeri 1 karena nilai yang belum memenuhi syarat.
Namun, di SMA Negeri 6, Jokowi tetap serius menempuh pendidikan dan berhasil lulus pada tahun 1976.
Pada tahun 1980, ia diterima di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Di kampus ini, ia belajar struktur kayu, pemanfaatan, hingga teknologi pengelolaannya.
Meskipun menghadapi tantangan akademik, ia berhasil lulus dan mendapatkan gelar Insinyur pada tahun 1985.
Semasa kuliah, Jokowi aktif dalam organisasi mahasiswa, khususnya Mapala Silvagama.
Organisasi pencinta alam ini membentuk sikap kepemimpinannya.
Setelah lulus dari UGM, Jokowi bekerja di PT Kertas Kraft Aceh.
Ia menjabat sebagai supervisor di perkebunan pinus.
Namun, setelah dua tahun bekerja, ia kembali ke kampung halamannya di Surakarta.
Ia sempat bekerja di perusahaan furnitur milik kakeknya.
Pada 1988, ia mendirikan usahanya sendiri bernama CV Rakabu.
Awalnya, usaha tersebut mengalami banyak kendala.
Namun, berkat ketekunan dan dukungan dari ibunya, usahanya berkembang dan sukses menembus pasar ekspor.
Tahun 2022, muncul kontroversi mengenai keaslian ijazah Jokowi dari UGM.
Sejumlah pihak meragukan keabsahan ijazah tersebut.
Menanggapi hal itu, UGM melalui rektornya menyatakan bahwa Jokowi memang lulus dari fakultas tersebut pada tahun 1985.
UGM menegaskan bahwa dokumen ijazah asli berada dalam simpanan Jokowi.
Sebagai tanggapan atas tuduhan tersebut, Jokowi menempuh jalur hukum.
Ia melaporkan pihak yang menyebarkan isu ke Bareskrim Polri.
Jokowi juga menyerahkan ijazah asli mulai dari jenjang SD hingga kuliah untuk diperiksa.
Dalam pemeriksaan, ia mendapat 22 pertanyaan terkait kegiatan semasa kuliah dan keaslian ijazahnya.
Jokowi mengaku baru memutuskan untuk memperlihatkan dokumen tersebut kepada media pada malam sebelumnya.
Ia menunjukkan seluruh ijazahnya, namun meminta agar tidak difoto.
Ia menegaskan bahwa semua dokumen yang ditunjukkan adalah asli.
Baginya, tidak ada hal yang perlu disembunyikan.
Pengalaman pendidikan Jokowi menunjukkan bahwa ketekunan dan semangat belajar dapat membawa seseorang meraih cita-cita.
Meskipun berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi, ia mampu menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi ternama.
Perjalanan ini memberikan inspirasi bahwa pendidikan adalah kunci untuk membentuk masa depan yang lebih baik.
Pendidikan tidak hanya soal gelar, tetapi juga pembentukan karakter dan nilai-nilai kehidupan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

