
Repelita Jakarta – Shell Indonesia mengonfirmasi bahwa perusahaan akan melakukan pengalihan kepemilikan bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mulai tahun 2026.
Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea, menyatakan bahwa proses akuisisi tersebut akan tunduk pada peraturan penerimaan dan ditargetkan selesai pada tahun 2026.
“Pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia tunduk pada peraturan penerimaan dan diharapkan selesai pada tahun 2026,” ujar Susi, dikutip dari Bloomberg Technoz, Sabtu, 27 September 2025.
Ia menegaskan bahwa pengambilalihan ini hanya mencakup unit bisnis SPBU dan tidak termasuk lini bisnis pelumas Shell yang tetap beroperasi di Indonesia.
“Pengalihan kepemilikan bisnis [SPBU] ini tidak mencakup bisnis pelumas Shell yang berkembang di Indonesia,” katanya dalam pernyataan sebelumnya pada Juni lalu.
Shell juga memastikan bahwa merek dagang mereka akan tetap hadir di Indonesia melalui perjanjian lisensi merek setelah proses penandatanganan aset selesai.
Perjanjian tersebut memungkinkan penerima lisensi untuk menggunakan merek Shell sesuai dengan standar perusahaan di wilayah Indonesia.
Dengan demikian, penerima lisensi tetap dapat memperoleh manfaat dari nilai merek Shell yang telah dikenal luas.
Unit bisnis yang akan dialihkan mencakup jaringan SPBU Shell yang tersebar di 200 lokasi, termasuk lebih dari 160 SPBU yang dimiliki langsung oleh perusahaan.
Shell juga memiliki terminal bahan bakar minyak (BBM) di Gresik, Jawa Timur, yang menjadi bagian dari aset yang dilepas.
Sementara itu, Sefas Group tetap menjadi distributor pelumas Shell terbesar di Indonesia hingga saat ini.
Berdasarkan informasi dari laman resmi perusahaan, Sefas telah mendistribusikan pelumas Shell kepada lebih dari 6.000 pelanggan di 21 lokasi sejak berdiri pada tahun 1997.
Portofolio pelanggan Sefas mencakup berbagai sektor industri, mulai dari pertambangan, konstruksi alat berat, pembangkit tenaga listrik, armada transportasi, hingga manufaktur. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

