Repelita Jakarta - Hasil riset terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkap temuan menarik terkait rumor ijazah palsu yang terus diarahkan kepada mantan Presiden Joko Widodo.
Dalam survei tersebut, sebanyak 74,6 persen responden menyatakan tidak mempercayai tudingan ijazah palsu yang belakangan kembali mencuat ke permukaan publik.
Direktur PT Survei Strategi Indonesia (SIGI) LSI Denny JA, Ardian Sopa, menjelaskan bahwa mayoritas masyarakat menilai isu ini lebih sebagai manuver politik daripada kebenaran faktual. Pernyataan itu ia sampaikan dalam rilis survei yang disampaikan pada Rabu 30 Juli 2025.
Ardian memaparkan ada tiga alasan mendasar yang membuat publik tetap yakin bahwa ijazah Jokowi sah secara hukum dan prosedur. Pertama, rekam jejak Jokowi yang telah melewati proses verifikasi administratif ketat sejak pencalonan Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga dua periode Pilpres, dinilai tak mungkin lepas dari pemeriksaan otentikasi dokumen penting seperti ijazah.
Kedua, masyarakat juga mempertimbangkan penjelasan dari lembaga resmi. Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai almamater sudah berkali-kali menegaskan bahwa ijazah Jokowi asli, ditambah hasil verifikasi forensik Bareskrim Polri yang memperkuat pernyataan tersebut.
Ketiga, masyarakat mulai sadar bahwa isu ini sengaja dihidupkan pada momentum politik tertentu untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Hal ini mencuat lagi terutama setelah Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi, memenangkan Pilpres sebagai Wakil Presiden terpilih.
LSI Denny JA mencatat survei ini dilaksanakan dengan metode tatap muka pada 28 Mei hingga 12 Juni 2025, melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia dengan margin of error sekitar 2,9 persen.
Hasil riset ini sekaligus menegaskan bahwa narasi ijazah palsu Jokowi dinilai publik sebagai isu yang sengaja ‘digoreng’ dengan motif politis untuk meraih kepentingan tertentu.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

