Korban Banjir Aceh Makan Nasi Campur Minyak Jelantah + Garam: Netizen Nangis, “Ini Bantuan Negara Sampai Mana?!”

Repelita [Aceh] - Rekaman pendek dari salah satu posko pengungsian di wilayah terdampak banjir dan longsor Aceh kembali membuat jutaan warganet terenyuh setelah menunjukkan para penyintas hanya mendapat nasi hangat yang dicampur minyak jelantah bekas dan sedikit garam sebagai hidangan utama.

Dalam video yang menyebar cepat pada Jumat, 5 Desember 2025, seorang relawan terlihat sibuk mengaduk nasi di panci besar sambil menaburkan minyak goreng bekas pakai dari wajan serta mencubit garam dari bungkusan kecil sebagai satu-satunya penyedap rasa yang tersedia.

Tanpa ada lauk, sayuran, atau protein apa pun, ia tetap menyajikan sepiring demi sepiring kepada puluhan korban yang duduk lesu di atas tanah berlumpur dengan alas terpal seadanya.

Yang membuat suasana semakin mengharukan adalah ekspresi tulus para pengungsi saat menerima hidangan sederhana itu, banyak di antara mereka tersenyum lebar dan mengucap terima kasih berulang kali seolah mendapat makanan terenak di dunia.

Beberapa anak kecil langsung melahap nasi dengan tangan karena tidak sabar menunggu sendok, sementara orang tua mereka menahan air mata sambil terus mengangguk penuh syukur kepada relawan.

Sang perekam yang diduga relawan lokal menyisipkan narasi pelan bahwa ia bersyukur masih bisa berbagi meski hanya dengan apa yang ada di tangan, karena stok bahan makanan di posko sudah menipis drastis setelah akses bantuan terhambat berhari-hari.

Pemandangan ini langsung memicu gelombang empati luar biasa di media sosial, dengan ribuan warganet mengaku menangis melihat betapa minimnya bantuan yang sampai ke tangan korban di lokasi terpencil.

Banyak yang menyatakan rasa malu karena selama ini hanya mengikuti berita dari jauh, sementara ada saudara sebangsa yang bertahan hidup dengan nasi garam dan minyak jelantah bekas.

Unggahan tersebut kini terus diunggah ulang oleh akun-akun besar dan publik figur sebagai seruan darurat agar bantuan makanan layak segera dikirim ke posko-posko terisolasi di Aceh.

Di tengah keterbatasan yang nyata, senyum tulus para korban justru menjadi pengingat bahwa rasa kemanusiaan dan syukur masih hidup meski segalanya sudah hilang terkubur lumpur.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga