Repelita Jakarta - Hampir sebulan berlalu sejak jabatan Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) resmi kosong pada 30 Juni 2025.
Namun hingga akhir Juli ini, posisi strategis tersebut belum juga diumumkan penggantinya, memunculkan spekulasi luas di kalangan publik dan internal Polri.
Di tengah dinamika politik nasional pascapelantikan Presiden Prabowo Subianto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akhirnya memberikan pernyataan singkat yang memperjelas arah penunjukan tersebut.
"Iya, sudah ada namanya," ujar Jenderal Listyo saat berada di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Rabu, 30 Juli 2025.
Meski belum menyebut nama, pernyataan tersebut mempertegas bahwa proses pengajuan telah dilakukan.
Kapolri juga menambahkan bahwa nama calon sudah diajukan dan telah disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, tinggal satu langkah lagi untuk mendapatkan kejelasan resmi sebelum nama tersebut diumumkan ke publik.
"Kita pastikan sekali lagi (ke presiden), lalu segera kita umumkan," ujarnya.
Sinyal tersebut diperkuat dengan pernyataan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, yang menyebut bahwa nama calon Wakapolri memang telah diterima oleh Presiden.
Ia menyatakan bahwa keputusan tinggal menunggu tanda tangan resmi Presiden tanpa target waktu tertentu, karena semua bergantung pada kepala negara.
Keterlambatan pengumuman ini disebut-sebut berkaitan erat dengan padatnya agenda Prabowo yang tengah menyusun formasi pemerintahan baru, termasuk di dalamnya barisan sipil dan militer yang akan mengisi pos-pos strategis nasional.
Tidak hanya Wakapolri, beberapa posisi penting di eselon I juga dilaporkan masih menanti Surat Keputusan dari Presiden.
Pertanyaan utama yang kini menggantung bukan lagi soal waktu, melainkan sosok yang dipilih.
Apakah calon Wakapolri berasal dari lingkaran loyalis Jenderal Listyo, atau merupakan wajah baru yang lebih dekat dengan lingkar kekuasaan Prabowo?
Publik juga mempertanyakan apakah calon tersebut adalah figur kelanjutan arah kebijakan lama atau sinyal pergeseran strategi baru yang lebih selaras dengan visi presiden terpilih.
Dalam konteks kepolisian sebagai salah satu elemen kekuasaan negara, posisi Wakapolri tidak hanya dilihat sebagai jabatan administratif.
Ia juga dipandang sebagai representasi politik dan arah strategis, terlebih di tengah masa transisi nasional, dinamika geopolitik, serta tantangan keamanan yang terus berkembang.
Satu nama calon Wakapolri yang akan segera diumumkan itu kini menjadi titik perhatian publik, karena berpotensi menentukan arah relasi institusional antara Polri dan kekuasaan eksekutif ke depan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
