Repelita Jakarta - Pendakwah terkenal, Ustaz Abdul Somad, memberikan tanggapan mengenai kontroversi tambang di Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Melalui akun Instagram resminya @ustadzabdulsomad_official, UAS menyampaikan kritik yang mendalam dalam bentuk puisi singkat yang menyentuh.
Dalam unggahan foto dengan latar belakang keindahan laut dan pulau-pulau Raja Ampat, UAS menulis syair yang menohok para penguasa.
Ia mengajak masyarakat dan pemerintah untuk merenungkan dampak dari eksploitasi sumber daya alam.
Raja Ampat, di atas memikat, di bawah mesti dirawat. Jangan digranat, hanya untuk kepentingan sesaat, tegasnya.
UAS menekankan bahwa keindahan alam dan ekosistem laut di Raja Ampat harus dilindungi, bukan dihancurkan demi keuntungan jangka pendek.
Sampai waktunya kita lewat, tinggalkan warisan untuk ummat. Supaya kita tidak terlaknat sampai hari kiamat, tambahnya.
Unggahan ini secara jelas menyindir praktik eksploitasi sumber daya di wilayah tersebut.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, melakukan kunjungan ke tambang nikel PT GAG Nikel di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat, pada 7 Juni 2025.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk menanggapi keresahan masyarakat terkait dampak pertambangan terhadap kawasan wisata di Raja Ampat.
Saya datang untuk mengecek langsung kepada masyarakat dan melihat situasi operasi tambang, ungkap Bahlil.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Tri Winarno, menyatakan bahwa tidak ditemukan masalah di area tambang.
Kita lihat dari atas bahwa sedimentasi di pesisir juga tidak ada. Secara keseluruhan, tambang ini tidak ada masalah, ujarnya.
Tri juga telah menurunkan tim Inspektur Tambang untuk melakukan inspeksi di beberapa Wilayah Izin Usaha Pertambangan di Raja Ampat.
Tim tersebut akan mengevaluasi secara menyeluruh dan memberikan rekomendasi kepada Menteri ESDM untuk langkah selanjutnya.
Kalau secara keseluruhan, reklamasi di sini cukup bagus. Nanti kita akan melaporkan hasil evaluasi dari Inspektur Tambang, tutupnya.
Editor: 91224 R-ID Elok