
Repelita Jakarta - Ahmad Fahrur Rozi, Komisaris PT Gag Nikel sekaligus Ketua PBNU bidang Tanfidziyah, menjadi sorotan publik terkait isu lingkungan di Raja Ampat.
Nama Ahmad ramai diperbincangkan karena keterlibatannya dalam aktivitas tambang nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Unggahan di media sosial platform X pada 9 Juni 2025 menyoroti pencemaran ekosistem akibat aktivitas tambang yang melibatkan Ahmad.
Sejumlah netizen mengkritik keras posisi Ahmad di PT Gag Nikel yang dianggap bertentangan dengan peran sosial dan keagamaan yang diembannya di PBNU.
“Ada yang mengatakan PBNU tidak berani mengkritisi kerusakan lingkungan karena ada pengurusnya yang menjabat di PT Gag Nikel,” tulis salah satu pengguna akun.
Beberapa komentar menyebutkan masyarakat kini hanya menjadi korban politik akibat keterlibatan pengurus NU di tambang tersebut.
PT Gag Nikel beroperasi di bawah naungan salah satu Badan Usaha Milik Negara, yaitu PT Aneka Tambang (Antam).
PT Antam mengklaim telah melakukan reklamasi lahan tambang seluas 135,45 hektar dari total area yang dibuka mencapai 187,87 hektar di Raja Ampat.
Persoalan ini terus menjadi perhatian publik terkait dampak lingkungan dan peran tokoh penting di balik perusahaan tambang tersebut.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

