Pengamat politik Rocky Gerung menyebut pada akhir masa jabatannya Presiden Joko Widodo atau Jokowi tampak ingin dikenang sebagai "Bapak Infrastruktur".
Namun, Rocky Gerung mempertanyakan, apakah gelar tersebut memang pantas disematkan kepada Jokowi?
Rocky Gerung mengungkapkan beberapa pandangannya terkait prestasi dan kontroversi yang menyelimuti pemerintahan Jokowi, khususnya dalam bidang infrastruktur.
Menurut Rocky Gerung ada upaya untuk menempatkan Jokowi di podium sejarah sebagai "Bapak Infrastruktur", mirip dengan Soeharto yang dikenal sebagai "Bapak Pembangunan".
Dikutip dari youtube pribadinya, Rocky Gerung mengatakan "Jokowi tentu tidak ingin diingat sebagai presiden yang gagal."
"Ada koordinasi di antara tim media sosial untuk mencari cara agar dia terus berada di podium, kali ini podium politik," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung juga menyoroti sejumlah kritik yang muncul terkait klaim keberhasilan infrastruktur Jokowi.
Meski ada klaim bahwa Jokowi berhasil membangun 72% jalan tol di Indonesia, Rocky Gerung mengingatkan bahwa banyak proyek tersebut sebenarnya didanai oleh investor dan melalui utang.
Jalan tol ini menurut Rocky Gerung lebih bersifat bisnis daripada pelayanan publik karena masyarakat tetap harus membayar untuk menggunakannya.
Rocky Gerung menekankan "Jalan tol itu sebenarnya dibangun oleh investor dan dari utang."
"Masyarakat masih harus membayar untuk menggunakannya, jadi ini lebih ke arah bisnis," jelas Rocky Gerung.
Selain itu, Rocky Gerung menyoroti dampak negatif dari proyek infrastruktur Jokowi terhadap ekonomi lokal.
Di sepanjang jalur Pantura misalnya, bisnis lokal seperti pengrajin telur asin dan batik di Pekalongan kehilangan pembeli karena peralihan ke jalan tol. Dampaknya, ekonomi lokal justru memburuk.
Rocky Gerung juga mengkritik peningkatan utang negara, kerusakan lingkungan, stagnasi demokrasi, dan meningkatnya korupsi sebagai bagian dari warisan yang ditinggalkan Jokowi.
Ia menyatakan bahwa Prabowo sebagai calon presiden harus mampu memberikan gambaran jelas mengenai arah kebijakan dan kepemimpinannya di masa depan untuk memastikan transisi yang lancar dan perbaikan bagi Indonesia.