Faizal Assegaf, seorang aktivis yang menginisiasi pembentukan partai Nasional Gotong Royong (Negoro), baru-baru ini mengungkapkan kritik tajam terhadap para ketua umum partai politik di Indonesia.
Melalui channel youtube Refly Harun, Faizal Assegaf dengan gamblang mengungkapkan kritiknya mengenai ketum partai yang dianggapnya tidak memiliki kepedulian terhadap rakyat.
Menurutnya, para pemimpin partai seperti Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDIP) dan Surya Paloh (Ketua Umum NasDem) tidak menunjukkan kepedulian terhadap rakyat dan lebih mementingkan kepentingan pribadi.
Ia mengamati bahwa para ketua umum partai ini bersikap tidak peduli, dengan menyinggung kembali persidangan sengketa pilpres di MK.
"Saya mengamati sifat-sifat kurang ajar mereka, para ketua umum ini tidak ada kepedulian. Mestinya ketika calon presiden kalah, seperti Anies dan Ganjar, Megawati itu datang ke teras MK sebagai bentuk simpati," ujar Faizal.
Faizal menyoroti bahwa para pemimpin partai sering kali bersikap seperti "tuan besar" yang hanya menikmati fasilitas dan kekuasaan, sementara rakyat dan pejuang sejati berjuang melawan ketidakadilan.
"Jangan jadi tuan besar. Kasihan rakyat, kasihan pejuang-pejuang kita. Saya bangga dengan mereka seperti Pak Din Syamsudin dan para akademisi yang datang memberi dukungan kepada RH (Refly Harun) dan BW (Bambang Widjojanto) untuk melawan ketidakadilan," tambahnya.
Lebih lanjut, Faizal menduga para ketua umum partai menikmati keuntungan pribadi sambil bernegosiasi di belakang layar mengenai jabatan-jabatan penting seperti menteri dan komisaris.
Ia menyebut praktik ini sebagai "politik busuk" dan menyerukan agar para pemimpin tersebut dibuang seperti sampah.
"Para ketua umum partai ini hidup dari APBN, hidup dari suara rakyat, tapi mereka tidak peduli. Mereka lebih sibuk bernegosiasi di belakang layar. Ini politik busuk yang harus dihapuskan," tegas Faizal.
Faizal juga menantang langsung Megawati dan Surya Paloh, menyatakan bahwa mereka hanya besar dalam konteks politik yang didukung oleh APBN, bukan atas dasar kemandirian pribadi.
"Megawati, Surya Paloh, saya lawan kalian! Kalian besar dalam kerangka politik APBN, bukan karena kemandirian. Kalian penakut. Hati-hati jangan mengganggu semut, karena kami tahu bagaimana mengatasi kalian," ujarnya dengan tegas.
Pernyataan Faizal Assegaf ini tentu saja mengundang berbagai reaksi dari masyarakat dan kalangan politisi.
Namun, satu hal yang jelas adalah bahwa kritik ini menyoroti isu penting tentang kepemimpinan dan tanggung jawab para pemimpin partai politik terhadap rakyat yang mereka wakili.
Pernyataan Faizal Assegaf membuka diskusi tentang kepedulian dan tanggung jawab para ketua umum partai politik di Indonesia.
Kritiknya terhadap Megawati dan Surya Paloh menggarisbawahi kebutuhan akan pemimpin yang benar-benar peduli pada rakyat dan tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi.
Masyarakat tentu berharap ada perubahan signifikan dalam sikap dan tindakan para pemimpin politik demi kesejahteraan bersama.
%20(Custom).jpg)
