
Repelita [Makkah] - M. Rizal Fadillah menyatakan bahwa menunaikan ibadah haji atau umrah serta berperan dalam memakmurkan Masjidil Haram merupakan amalan yang agung dan mulia.
Namun Allah SWT telah membandingkan amalan tersebut dengan suatu ibadah yang jauh lebih besar dan tinggi derajatnya di sisi-Nya.
Amalan yang dimaksud adalah beriman kepada Allah dan hari akhir serta berjihad di jalan Allah, sebagaimana penjelasan M. Rizal Fadillah.
Al-Qur'an memberikan derajat khusus bagi para mujahid yang berjuang fi sabilillah, tertuang dalam Surat Al Baqarah ayat 19.
M. Rizal Fadillah menegaskan bahwa perjuangan di jalan Allah harus berlandaskan agama untuk membela dan meninggikan kalimat-Nya.
Menegakkan kebenaran serta melawan segala bentuk kezaliman harus dilaksanakan semata-mata karena mengharap ridha Allah SWT.
Setiap muslim wajib memohon pertolongan kepada-Nya agar diberikan keteguhan hati dalam beristiqomah, ungkap M. Rizal Fadillah.
Allah Maha Besar dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
M. Rizal Fadillah menekankan agar umat Islam meraih kedudukan tinggi dengan berjihad demi agama melawan kemusyrikan, kemunafikan, dan kezaliman.
M. Rizal Fadillah menilai perilaku Presiden Joko Widodo cenderung syirik terkait keyakinan mistik yang menonjol.
Berbagai momen seperti pelantikan dan peresmian IKN dianggap mengindikasikan praktik pedukunan berbau kemusyrikan, menurut M. Rizal Fadillah.
Pencitraannya sebagai muslim terbangun, namun dianggap memiliki akidah serta ijazah yang tidak asli, tegas M. Rizal Fadillah.
M. Rizal Fadillah menyematkan karakter kadzab atau pembohong padanya, bahkan pernah ada buzzer yang mendakuatnya setara nabi.
Kebohongannya memasukkan dirinya ke kategori orang munafik dalam beragama, menurut M. Rizal Fadillah.
M. Rizal Fadillah menuding tindakan sadisnya bertanggung jawab atas pembantaian enam anggota laskar serta pembunuhan demonstran.
Pengabaiannya terhadap penindakan kasus Kanjuruhan dan 800 petugas pemilu yang meninggal memperkuat citra buruknya, kata M. Rizal Fadillah.
M. Rizal Fadillah menilainya sebagai tokoh korup tingkat dunia yang memenjarakan ulama dan berlaku nepotis.
Sementara Prabowo Subianto mulai menunjukkan sikap zalim dengan bergabung dalam rezim Joko Widodo, menurut M. Rizal Fadillah.
M. Rizal Fadillah menilai Prabowo turut serta dalam dosa politik Jokowi dan berkhianat kepada rakyat.
Ketika enam pendukungnya dibantai, Prabowo memilih diam dan pura-pura berstrategi, ungkap M. Rizal Fadillah.
Rekam jejak pelanggaran HAM masih melekat dan tidak bebas dari indikasi korupsi, tegas M. Rizal Fadillah.
M. Rizal Fadillah menilai paket politiknya dengan Gibran sebagai bentuk pelacuran politik.
Kemenangannya diduga dicapai dengan cara curang, menurut pengamatan M. Rizal Fadillah.
M. Rizal Fadillah mengutip sabda Nabi SAW bahwa Allah akan mempersulit jabatan bagi yang ambisius.
Soal proyek Whoosh, M. Rizal Fadillah menilai Prabowo menggila dan siap membela praktik korupsi.
Sikapnya yang ambivalen antara memberantas dan menutupi korupsi bertentangan dengan nilai keislaman, kata M. Rizal Fadillah.
M. Rizal Fadillah menilai tidak ada tanda jelas bahwa Prabowo berkhidmah dan berniat memajukan agama.
M. Rizal Fadillah menegaskan umat Islam Indonesia harus memperkuat semangat jihad melawan kezaliman.
Perjuangan mengalahkan kezaliman merupakan jalan suci fi sabilillah yang mulia, tegas M. Rizal Fadillah.
Membiarkan kezaliman sama dengan menjadikan diri sebagai setan-setan bisu, menurut M. Rizal Fadillah.
M. Rizal Fadillah menyerukan umat Islam Indonesia, khususnya ulama, da'i, dan santri untuk bangkit.
Umat harus berjihad melawan kezaliman yang merajalela, seru M. Rizal Fadillah.
Dengan demikian setiap muslim dapat menjadi pahlawan hakiki yang membela kebenaran.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

