Repelita Jakarta - Jurnalis investigasi Dandhy Laksono kembali menyoroti langkah Presiden Prabowo Subianto terkait kesepakatan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Hal tersebut disampaikan Dandhy melalui unggahan di akun X miliknya pada Jumat 18 Juli 2025.
Dandhy mengomentari sampul Majalah Tempo yang memuat karikatur Trump dengan judul 19-0 Trump Vs Prabowo.
Menurutnya, Prabowo selama ini sering tampil garang saat berpidato dengan gebrakan meja dan narasi nasionalis.
“Kalau pidato gebrak-gebrak meja,” tulis Dandhy.
Ia juga menyinggung citra Prabowo yang sering menjual latar belakang sebagai jenderal militer yang paling nasionalis, berani, dan tegas.
Selain itu, Dandhy menyoroti sikap politik luar negeri Prabowo yang selama ini kerap mengarah ke poros alternatif seperti BRICS, tetapi juga kerap melabel pihak berseberangan sebagai antek asing.
“Gabung ke BRICS (poros alternatif). Yang berseberangan dilabel antek asing,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan telah menjalin negosiasi langsung dengan Prabowo melalui sambungan telepon.
Dalam pernyataan resminya di kanal Youtube Gedung Putih pada Kamis 17 Juli 2025, Trump mengklaim berhasil memperoleh akses penuh atas berbagai sumber daya Indonesia, termasuk tembaga, tanpa beban tarif.
“Kami telah membuat kesepakatan dengan Indonesia. Saya berbicara dengan presidennya yang luar biasa, sangat populer, kuat, cerdas. Dan kami mendapatkan akses penuh ke Indonesia, segalanya,” ucap Trump.
Trump menambahkan, Indonesia akan dikenakan bea masuk 19 persen untuk produk yang masuk ke AS, tetapi barang-barang AS tidak akan dibebani biaya serupa di Indonesia.
Menurut Trump, akses bebas tarif atas tembaga dan sumber daya lain menjadi poin paling penting dalam kesepakatan tersebut. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok