
Repelita Jakarta - Rahayu Saraswati yang merupakan keponakan Presiden Prabowo Subianto membeberkan kenyataan memilukan bahwa praktik penjualan bayi masih terjadi di Indonesia, bahkan hingga sekarang, dengan harga yang sangat rendah dan mudah diperjualbelikan di sejumlah titik rawan.
Pernyataan itu disampaikan Rahayu di kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Jakarta pada Kamis, 31 Juli 2025, saat dirinya menyoroti betapa rentannya perlindungan anak di Indonesia dari kejahatan tindak pidana perdagangan orang yang sudah berlangsung puluhan tahun.
Rahayu mengungkapkan bahwa sejak terjun mendalami isu perdagangan orang pada 2009, dirinya sudah sering mendapat laporan penjualan bayi, bahkan sebagian dijual sejak masih dalam kandungan ibu kandungnya.
Ia mencontohkan Jakarta Utara sebagai salah satu kawasan yang pernah dikenal sebagai lokasi jual beli bayi secara terbuka.
Salah satu tempat yang dia sebut ialah Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara, yang dulunya sering dijuluki warga sebagai kampung penjualan bayi karena praktik gelap tersebut terjadi secara berulang.
Lebih ironis lagi, menurut Rahayu, di beberapa titik lain di Jakarta, bayi bisa diperdagangkan hanya dengan harga ratusan ribu rupiah, sesuatu yang dia sebut sangat merendahkan harkat manusia.
"Di dapil saya, Jakarta Utara, ada yang dulu dikenal kampung penjualan bayi, Kampung Beting. Dan ada juga satu tempat di mana bayi itu dijual Rp500 ribu sampai Rp1,5 juta. Harga manusia di Indonesia seolah tidak ada harga," ungkapnya.
Rahayu menegaskan praktik semacam ini mencerminkan lemahnya penegakan hukum dan perlindungan sosial di lapangan.
Baginya, perdagangan bayi bukan sekadar tindak pidana, melainkan persoalan lintas sektor yang menuntut pembenahan sistem sosial, kesehatan, dan kependudukan agar celah kejahatan tidak dimanfaatkan berulang-ulang.
Ia juga menekankan bahwa penanganan korban dan penindakan pelaku tidak bisa berjalan sendiri, melainkan harus melibatkan kerja sama semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, daerah, aparat penegak hukum, hingga masyarakat.
Sebagai Ketua Umum Jaringan Nasional Anti TPPO, Rahayu Saraswati meminta pemerintah tidak lagi menutup mata terhadap fakta memilukan ini.
Ia berjanji akan terus mendorong perlawanan terhadap jaringan perdagangan orang agar generasi muda, terutama bayi dan anak-anak, tidak lagi menjadi korban kejahatan yang menjual nyawa manusia dengan harga yang memalukan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

