Repelita Jakarta - Momen santai Joko Widodo saat berlibur bersama cucu-cucunya kembali menyita perhatian publik setelah video dirinya mengendarai ATV di pantai diunggah melalui akun X pribadi miliknya pada Selasa, 8 Juli 2025.
Dalam unggahan itu, Jokowi menulis pengalaman singkatnya mengendarai kendaraan segala medan tersebut yang menurutnya cukup sulit dihentikan.
“Kemarin pagi saya mencoba naik ATV di pantai bersama cucu-cucu. Ternyata sulit sekali untuk berhenti,” tulisnya dalam cuitan yang disertai emoji tersenyum.
Namun, unggahan ini tak luput dari tanggapan pedas.
Ferdinand Hutahaean, politikus PDI Perjuangan, menyambut unggahan tersebut dengan sindiran tajam yang menyentil soal kekuasaan.
“Sesulit berhenti menikmati kekuasaan ya pak?” tulis Ferdinand lewat akun X miliknya pada hari yang sama.
Ia bahkan menambahkan sindiran lanjutan dengan mengaitkan perilaku kekuasaan dengan ketamakan.
“Atau malah lebih sulit berhenti menahan nafsu ketamakan?” lanjutnya.
Unggahan dan sindiran tersebut mencuat di tengah masih ramainya kritik terhadap Jokowi, termasuk tudingan seputar isu ijazah palsu dan kondisi kesehatannya.
Sementara itu, pakar telematika Roy Suryo turut menanggapi keaslian video berdurasi 24 detik yang menunjukkan Jokowi menaiki ATV tersebut.
Roy memastikan bahwa video yang beredar itu bukan hasil manipulasi digital atau rekayasa.
“Video Jokowi menaiki ATV berdurasi 24 detik yang diposting di Instagram itu memang tidak ditemukan indikasi fake video atau rekayasa editing,” ujar Roy dalam pernyataan yang disampaikan pada Senin, 7 Juli 2025.
Ia menyebutkan bahwa lokasi dalam video tersebut memang sesuai dengan suasana pantai dan tidak ada temuan yang mencurigakan dalam analisis telematika.
Meski keaslian video telah dikonfirmasi, respons dari sebagian publik justru fokus pada makna simbolik di balik unggahan tersebut.
Di tengah situasi politik yang masih memanas, ekspresi santai mantan presiden itu memicu gelombang interpretasi dan kritik dari sejumlah pihak.
Ferdinand, sebagai salah satu kader PDIP yang aktif bersuara di media sosial, memanfaatkan momentum itu untuk menyampaikan pandangannya secara terbuka. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

