Repelita Sukabumi - Pegiat media sosial Denny Siregar menanggapi insiden penyerangan terhadap kegiatan retret pelajar Kristen di Sukabumi yang sempat memicu kegaduhan publik.
Melalui akun Instagram pribadinya pada 1 Juli 2025, Denny membagikan informasi terbaru terkait upaya penyelesaian antara warga pelaku perusakan dan pihak pemilik vila.
Ia menyebut bahwa jalur damai telah diambil dengan kesediaan warga untuk mengganti kerugian materi akibat kerusakan fasilitas.
Namun, Denny mengkritik pola penyelesaian masalah yang menurutnya stagnan dan berulang dari waktu ke waktu.
"Masalah negeri kita ya itu itu aja, penyelesaiannya juga gitu gitu aja," tulisnya.
Ia menggambarkan kondisi tersebut seperti berlari di atas treadmill.
"Kencang doang tapi gak maju maju," ujarnya menambahkan.
Sebelumnya diketahui, vila milik Maria Veronica Nina di Desa Tangkil, Cidahu, Sukabumi dirusak ratusan warga.
Vila yang berdiri sejak 2003 itu selama ini digunakan untuk kegiatan keagamaan umat Kristen dan menjadi tempat pelaksanaan retret pelajar.
Warga sekitar menolak keberadaan aktivitas tersebut dengan alasan penggunaan bangunan sebagai rumah ibadah dinilai tidak memiliki izin yang sah.
Ketegangan terjadi usai sejumlah protes tidak menemukan jalan keluar hingga akhirnya berujung pada tindakan perusakan.
Pemilik vila yang berusia lanjut diketahui jarang menempati bangunan tersebut, dan tidak sedikit warga yang mengaku baru menyadari fungsinya sebagai tempat ibadah.
Upaya damai yang saat ini ditempuh tidak lantas meredam kritik publik mengenai toleransi dan kebebasan beragama di Indonesia.
Denny Siregar menjadi salah satu suara yang mempertanyakan mengapa kasus seperti ini terus berulang tanpa perubahan berarti dalam penanganannya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok.
