Repelita Jakarta - Petarung MMA Indonesia, Jeka Saragih, mendapat pernyataan dari calon lawannya, Yoo Joo-sang asal Korea Selatan, yang menilai Jeka belum layak berada di UFC.
Pertarungan antara Jeka dan Yoo Joo-sang akan menjadi laga ketiga bagi keduanya di oktagon.
Pertandingan kelas bulu ini termasuk dalam kartu awal pendahuluan UFC 316.
Event akan digelar di Prudential Center, Newark, Amerika Serikat, Minggu (8/6/2025) pagi waktu Indonesia.
Baik Jeka maupun Yoo Joo-sang merupakan petarung yang masuk ke UFC melalui jalur audisi.
Jeka mengikuti ajang Road to UFC dan meski menjadi runner-up, ia mendapat kontrak karena rangkaian kemenangan KO beruntun pada 2023.
Debut Jeka yang berasal dari Simalungun, Sumatra Utara, langsung mencuri perhatian dengan kemenangan KO atas Lucas Alexander di UFC Vegas 82 pada tahun yang sama.
Petarung ini juga meraih bonus penampilan sebesar 50 ribu dolar AS atau sekitar 814 juta rupiah.
Namun, Jeka merasa kerap diremehkan meskipun sudah menang di UFC.
Ia mengatakan, "Kalau soal diremehkan, sejak tampil di Road to UFC, saya sudah diremehkan."
Jeka menambahkan, "Sampai masuk di UFC dan menang di sana, tetap saja ada yang mau menjatuhkan saya. Bukan cuma saya tetapi satu negara kita diremehkan."
Jeka adalah petarung Indonesia pertama yang menembus UFC, ajang MMA paling bergengsi di dunia.
Banyak petarung Tanah Air mencoba peruntungan lewat Road to UFC, tapi tidak semua berhasil.
Rio Tirto menjadi petarung terbaru yang tersingkir di perempat final Road to UFC edisi keempat.
Sementara itu, Yoo Joo-sang lolos ke UFC melalui audisi lain bertajuk Dana White's Looking For a Fight.
Presiden UFC, Dana White, secara pribadi mengamati jalannya audisi tersebut.
Yoo Joo-sang sudah mencatat dua kemenangan di Z-Fight Night yang dipromotori Jung Chan-sung, mantan penantang gelar kelas terbang UFC.
Meski masih baru, Yoo Joo-sang tidak segan melancarkan trash talk.
Dalam wawancara dengan media Korea, ia menyatakan, “Dia (Jeka) sama sekali tidak berada di level UFC.”
Yoo Joo-sang yang mengidolakan Conor McGregor yakin dirinya tak akan kalah dari Jeka yang hanya mengandalkan pukulan.
“Saya tidak dapat membayangkan akan kalah jika saya berhati-hati dengan satu pukulan saja. Saya bisa menang baik dengan striking atau grappling," katanya.
Yoo Joo-sang memiliki catatan karier tanpa kekalahan, dengan rekor 8 menang dan 0 kalah.
Namun Jeka tidak gentar menghadapi tantangan tersebut.
Ia berkata, “Buat saya rekor itu cuma jumlah. Nanti setelah berjumpa kita, kita buat rekornya jadi 8-1.”
Jeka mengakui masih ada kekurangan dalam grappling, bagian pertarungan tanpa pukulan dan tendangan.
Jeka menjelaskan bahwa petarung luar negeri berlatih sejak kecil, sedangkan di Indonesia baru mulai intensif ketika sudah dewasa.
“Kalau kita, 2 bulan mau bertarung baru berlatih sedangkan orang-orang di sini setiap hari berlatih. Bahkan dari kecil sudah latihan,” ujar Jeka.
“Anak-anak umur 4-5 tahun sudah belajar BJJ sedangkan saya sendiri baru mendalami BJJ setelah masuk UFC. Ketertinggalan kita jauh.”
Jeka berusaha menutup kelemahan dalam grappling yang kerap menjadi penyebab kekalahannya.
Dua kekalahan terakhirnya adalah dari Westin Wilson di UFC Vegas 93 dan Anshul Jubli di Final Road to UFC.
Keduanya terjadi karena gagal keluar dari kendali lawan di atas matras.
Jeka juga mewaspadai kelebihan Yoo Joo-sang terutama pada pukulan kanan dan tendangan berputar yang sangat efektif.
“Saya lihat dia petarung yang lengkap,” ucap Jeka.
“Namanya sudah di UFC, orang yang tampil di sini adalah yang terbaik. Saya siap saja, mau main di atas atau di bawah. Gameplan sudah ada bagaimana untuk mengalahkan dia.” (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

