Repelita Jakarta - Isu lama soal dugaan ijazah palsu milik Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, kembali menjadi sorotan setelah pakar digital forensik, Rismon Sianipar, mengunggah temuan terbarunya di media sosial.
Dalam unggahan pada akun X miliknya pada 30 Juni 2025, Rismon menyoroti kejanggalan yang ia temukan dalam transkrip akademik yang diklaim berasal dari Universitas Gadjah Mada.
Ia menyebut bahwa Jokowi mendapatkan nilai D untuk dua mata kuliah wajib, yakni Matematika II dan Fisika.
Selain itu, Rismon menyatakan tidak ada nilai skripsi yang tercantum dalam transkrip tersebut.
“Terdaftar sejak awal dengan tingkat studi SM (Sarjana Muda),” tulisnya.
Ia mempertanyakan bagaimana Jokowi bisa memperoleh gelar Sarjana Kehutanan hanya dalam waktu lima tahun dengan kondisi tersebut.
“Lalu bagaimana logikanya Jokowi mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan hanya dalam tempo lima tahun?,” ujarnya.
Pernyataan itu pun langsung memicu respons dari kader Partai Solidaritas Indonesia, Dian Sandi Utama.
Melalui akun X resminya, @DianSandiU, ia menanggapi tudingan Rismon dengan menyindir keras pihak yang masih mempersoalkan keaslian ijazah Jokowi.
“Jika ingin lihat siapa pemilik IQ 70–79 di Indonesia, lihat saja siapa-siapa orang yang percaya isu ijazah Pak Jokowi dicetak di Pasar Pramuka,” tulis Dian.
Ia menilai isu tersebut tidak masuk akal dan hanya menyesatkan logika publik.
Menurutnya, semua berkas pendidikan Jokowi telah diverifikasi jauh sebelum mengikuti pemilu.
“Ngawur! Tanya Pak Anggit, siapa saja yang legalisir ijazah itu tahun 2004 ke UGM ketika Pak Jokowi maju sebagai Cawalkot Surakarta?,” lanjutnya.
Dian menegaskan bahwa dokumen pendidikan Jokowi juga digunakan saat maju sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2012.
“Berkas-berkas itu juga yang dibawa ke Jakarta tahun 2012,” pungkasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok.