Repelita Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menjadi sorotan internasional usai menyampaikan pidato bernada tegas dalam forum St. Petersburg International Economic Forum di Rusia.
Dalam pidatonya, Prabowo melontarkan kritik tajam terhadap sistem kapitalisme global yang menurutnya menciptakan ketimpangan dan ketidakadilan di seluruh dunia.
Pengamat politik Rocky Gerung bersama jurnalis senior Hersubeno Arief menanggapi pidato tersebut dalam perbincangan mereka yang ditayangkan pada 21 Juni 2025.
Rocky menyebut Prabowo secara terbuka mengkritik kerakusan kapitalisme dan menolak sosialisme ekstrem sebagai solusi bagi Indonesia.
Ia melihat pidato itu sebagai langkah korektif terhadap model pembangunan di era sebelumnya yang dinilai terlalu kapitalistik.
Dalam forum itu, Prabowo juga mengangkat isu serius mengenai praktik “state capture”.
Ia menuding bahwa kolusi antara pemilik modal besar, elit politik, dan pejabat negara telah menjebak Indonesia dalam ketimpangan ekonomi yang kronis.
Menurut Rocky, pernyataan tersebut menandakan bahwa Prabowo sedang membangun pola baru dalam sistem ekonomi nasional.
Pola itu menggabungkan semangat inovasi dan persaingan dari kapitalisme dengan kontrol negara demi keadilan sosial, ciri khas sosialisme.
Hersubeno menambahkan bahwa keberanian Prabowo menyebut “state capture” di forum global menunjukkan kesadarannya akan dominasi oligarki dalam tubuh negara.
Ia menilai Prabowo sedang mencoba memutus rantai dominasi kekuatan modal atas sumber daya nasional.
Namun, mereka berdua menyadari bahwa gagasan besar ini tidak mudah diwujudkan.
Program seperti makan siang bergizi, penguatan koperasi, dan penyediaan rumah rakyat memerlukan pembiayaan besar dan manajemen yang solid.
Rocky menyoroti langkah Prabowo membawa Indonesia masuk ke aliansi BRICS sebagai upaya membebaskan diri dari dominasi ekonomi Barat.
Ia mengatakan bahwa Prabowo tidak ingin Indonesia hanya menjadi pengikut, tetapi pemain utama dalam sistem global yang lebih adil.
Namun demikian, Rocky mengingatkan bahwa janji dan arah kebijakan yang sudah digariskan Prabowo harus terus dikawal publik.
Ia menyoroti pentingnya pengawasan terhadap kebijakan lahan dan distribusi sumber daya agar tidak jatuh kembali ke tangan oligarki.
Hersubeno dan Rocky sepakat bahwa pidato Prabowo merupakan penanda babak baru peran Indonesia dalam wacana global tentang keadilan ekonomi.
Mereka berharap agar tekad tersebut bisa dijalankan secara konsisten, bukan sekadar menjadi pidato retoris di panggung internasional. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok