
Repelita Jakarta - Memasuki usia ke-498 pada 22 Juni 2025, Jakarta tidak hanya dikenal sebagai kota metropolitan terbesar di Indonesia, tetapi juga memiliki peran historis dan strategis dalam perjalanan bangsa.
Sejak dinamai Jayakarta oleh Pangeran Fatahillah pada 1527, kota ini telah melewati berbagai era pemerintahan, mulai dari pelabuhan kerajaan, koloni dagang, pusat administratif, hingga menjadi ibu kota negara.
Perjalanan panjang itu juga menandai berbagai perubahan dalam kepemimpinan Jakarta, baik dalam struktur jabatan maupun karakter para pemimpinnya.
Jakarta ditetapkan sebagai provinsi dengan status Daerah Khusus Ibukota pada 1959.
Sejak itu, kota ini dipimpin oleh sejumlah gubernur dengan latar belakang dan pendekatan kebijakan yang beragam.
Berikut ini rangkuman para pemimpin Jakarta dari masa ke masa.
Sebelum Menjadi Provinsi
Setelah kemerdekaan, Jakarta masih berstatus kota administratif yang dipimpin wali kota.
Soewiryo menjadi tokoh pertama yang menjabat sejak 23 September 1945.
Pada masa ini, Jakarta dalam masa transisi dari kota kolonial ke kota republik.
Beberapa nama lain yang menjabat sebelum era provinsi antara lain Daan Jahja, Sjamsuridjal, dan Sudiro.
Mereka memimpin dalam suasana politik dan sosial yang belum stabil, termasuk saat agresi militer Belanda dan masa Republik Indonesia Serikat.
Era Provinsi Jakarta
-
Soemarno Sosroatmodjo (1960–1964 dan 1965–1966)
Soemarno menjadi gubernur pertama setelah Jakarta berstatus provinsi.
Latar belakangnya sebagai dokter militer memengaruhi kebijakan kesehatan dan penataan kota. -
Henk Ngantung (1964–1965)
Seorang seniman yang aktif di bidang budaya.
Penunjukan Henk bertujuan memperkuat citra Jakarta sebagai kota budaya nasional. -
Ali Sadikin (1966–1977)
Dikenal sebagai Bang Ali, ia membawa perubahan besar dalam infrastruktur, termasuk pengembangan kawasan Ancol.
Ia juga memperkenalkan pendekatan teknokratis dalam tata kota. -
Tjokropranolo (1977–1982)
Mantan ajudan Soedirman ini meneruskan pembangunan kota dengan menitikberatkan keberlanjutan dan penguatan birokrasi. -
R. Soeprapto (1982–1987)
Di masa kepemimpinannya, Jakarta mengalami perluasan wilayah dan pertumbuhan hunian baru seperti Bintaro dan Kemang. -
Wiyogo Atmodarminto (1987–1992)
Dengan moto Bersih, Manusiawi, dan Berwibawa, ia fokus pada kebersihan kota dan kualitas lingkungan. -
Surjadi Soedirdja (1992–1997)
Menghadirkan sistem satu arah dan menangani proyek relokasi kawasan padat penduduk. -
Sutiyoso (1997–2007)
Menjabat dua periode, ia memperkenalkan TransJakarta dan upaya integrasi moda transportasi. -
Fauzi Bowo (2007–2012)
Fokus pada pembangunan jalan layang non-tol, perluasan busway, serta zonasi pendidikan. -
Joko Widodo (2012–2014)
Dikenal dengan blusukan, ia meluncurkan program Kartu Jakarta Pintar dan Kartu Jakarta Sehat. -
Basuki Tjahaja Purnama (2014–2017)
Mendorong efisiensi birokrasi, lelang jabatan, dan pembangunan rumah susun serta normalisasi sungai. -
Djarot Saiful Hidayat (2017)
Menjabat singkat sebagai penjaga stabilitas menjelang Pilkada. -
Anies Baswedan (2017–2022)
Menerapkan program keadilan sosial, membangun JIS, dan menata kota tua.
Ia juga mendorong kota berwawasan lingkungan. -
Pramono Anung (2025–sekarang)
Dilantik pada 20 Februari 2025 sebagai gubernur pertama Daerah Khusus Jakarta.
Ia didampingi Rano Karno sebagai wakil gubernur.
Pasangan ini menang dalam Pilkada Jakarta 2024 dengan suara 50,07 persen mengalahkan Ridwan Kamil–Suswono yang meraih 39,40 persen.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok