Repelita Los Angeles - Gelombang protes besar pecah di Los Angeles setelah operasi besar Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) pada Jumat malam 6 Juni 2025.
Lebih dari seratus orang ditangkap atas dugaan pelanggaran imigrasi dalam operasi tersebut.
Ketegangan meningkat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengerahkan 2.000 personel Garda Nasional ke kota itu tanpa permintaan gubernur California Gavin Newsom.
Aksi protes bermula dari penggerebekan sejumlah lokasi, termasuk gudang di distrik Fashion dan beberapa toko besar.
Kerusuhan menyebar ke wilayah Paramount dan Compton dengan pengunjuk rasa membakar kendaraan dan menghalangi bus dinas pengamanan federal.
Polisi menggunakan granat kejut dan gas air mata untuk membubarkan massa.
Sheriff L.A. County Robert Luna menyatakan pihaknya mendukung hak protes damai tapi tidak akan membiarkan kekerasan atau perusakan.
Trump menggunakan kewenangan “Title 10” untuk pengerahan pasukan Garda Nasional, sebuah langkah yang jarang dilakukan tanpa izin gubernur.
Gubernur Newsom mengecam tindakan ini sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara bagian.
Wali Kota Los Angeles Karen Bass menilai kekacauan ini akibat langsung kebijakan pemerintah pusat yang menimbulkan ketakutan di masyarakat.
Komunitas imigran di Los Angeles merasa terintimidasi dan terpojok akibat operasi dan pengerahan militer.
Anggota DPR Maxine Waters menuding langkah Trump politis dan berupaya menerapkan hukum militer.
Mantan Wakil Presiden Kamala Harris menyebut tindakan pemerintah sebagai agenda kejam untuk memecah belah masyarakat.
“Ini bukan soal keselamatan publik, melainkan menebar ketakutan,” kata Harris.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok