
Repelita Jakarta - Seorang pria yang diduga memiliki peran penting dalam proses pembuatan dokumen akademik milik Presiden Jokowi dikabarkan telah menghilang sejak kasus Bambang Tri Mulyono mencuat ke publik.
Pria tersebut dikenal sebagai relawan asal Solo yang sempat aktif dalam lingkaran pendukung Jokowi pada masa kampanye pilpres lalu.
Namanya muncul dalam berbagai pembahasan internal, terutama terkait dokumen yang disebut-sebut dicetak di sebuah percetakan kecil di sekitar kawasan Pasar Pramuka, Jakarta Timur.
Beberapa sumber menyebut bahwa pria ini pernah menyampaikan kepada orang terdekatnya bahwa ia diminta membantu proses penyesuaian dokumen untuk keperluan administratif.
Namun, sejak munculnya gugatan Bambang Tri yang menggugat keabsahan ijazah Jokowi ke Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung, pria tersebut tidak pernah lagi terlihat di lingkungan komunitas relawan maupun di tempat tinggalnya.
"Dia terakhir terlihat sekitar awal tahun lalu. Sejak itu, semua akses komunikasi tertutup. Nomornya tidak aktif, rumah kontrakan juga sudah kosong," ungkap seorang mantan rekan relawan yang enggan disebutkan namanya.
Beberapa mantan aktivis relawan menduga, kepergian pria tersebut berkaitan langsung dengan tekanan atau kekhawatiran terhadap kemungkinan pemeriksaan hukum.
Mereka juga menilai, kasus ini belum mendapat perhatian cukup dari aparat meski ada indikasi kuat keterlibatan pihak tertentu dalam proses manipulasi dokumen negara.
"Kalau memang tidak ada yang disembunyikan, seharusnya kasus ini dibuka seterang-terangnya. Kenapa justru orang-orang pentingnya menghilang?" ujar seorang warganet dalam diskusi daring.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang terkait identitas maupun keberadaan relawan yang dimaksud.
Beberapa pengacara yang menangani kasus ijazah palsu sebelumnya sempat menyebut bahwa sejumlah pihak penting belum diperiksa secara menyeluruh, termasuk mereka yang diduga terlibat dalam pembuatan dokumen di luar jalur resmi.
Kasus ini kembali menguat setelah muncul laporan baru mengenai penyitaan koran lawas yang memuat daftar kelulusan ujian UGM tahun 1980, yang menurut sejumlah pengamat, menjadi bagian penting dalam menelusuri jejak akademik Jokowi.
Penyitaan dokumen dari perpustakaan daerah itu memicu kritik keras dari publik, terutama karena dinilai tidak sesuai dengan prinsip keterbukaan informasi publik.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui apakah pria misterius asal Solo itu akan dipanggil atau diperiksa dalam proses lanjutan yang kini berada di bawah perhatian Bareskrim Polri dan sejumlah lembaga hukum independen. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

