Repelita Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama mendatangi Bareskrim Polri untuk menjalani pemeriksaan tambahan terkait kasus dugaan korupsi pengadaan lahan untuk rumah susun di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.
Ia menyebut pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari penambahan berita acara pemeriksaan yang dilakukan sejak Maret tahun lalu.
“Tambahan BAP Maret tahun lalu soal lahan Cengkareng,” ucap Ahok saat dikonfirmasi.
Mantan Komisaris Utama Pertamina itu tidak menjelaskan secara rinci isi pemeriksaan tersebut.
Ia hanya menekankan bahwa sebagai saksi dirinya ingin membantu penyidik agar bisa mengungkap kasus ini secara tuntas.
“Intinya membantu penyidik agar tidak kalah dengan tersangka,” tegasnya.
Kasus ini mencuat dari laporan polisi bertanggal 27 Juni 2016 yang menyoroti proses pembelian tanah oleh Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah pada tahun anggaran 2015.
Proyek tersebut disebut menimbulkan potensi kerugian negara mencapai Rp649,89 miliar.
Penyidik telah menetapkan dua tersangka dalam perkara ini.
Mereka adalah Sukmana, mantan pejabat Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta, serta seorang pihak swasta bernama Rudy Hartono Iskandar.
Keduanya diduga terlibat dalam pengadaan lahan seluas 4,69 hektare yang rencananya digunakan untuk membangun rusun di wilayah Cengkareng.
Lahan tersebut dibeli ketika Ahok masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.
Rudy Hartono sempat mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
Namun dalam sidang 17 Januari 2025, hakim tunggal menolak gugatan itu karena dianggap cacat secara formal.
Sementara itu, Kepala Kortastipidkor Polri Irjen Pol Cahyono Wibowo menyatakan bahwa penyidik telah menemukan dua bukti baru.
Bukti tersebut memperkuat dugaan adanya korupsi dan tindak pidana pencucian uang.
“Kami terus mengusut tuntas perkara ini dengan transparansi dan akuntabilitas tinggi,” ujar Cahyono. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok
