Repelita Jakarta - dr. Tifauzia Tyassuma yang dikenal sebagai Dokter Tifa kembali menyampaikan kritik keras terkait polemik ijazah Presiden Jokowi.
Ia menilai Jokowi tidak takut kepada Tuhan, melainkan hanya takut kehilangan kekuasaan.
Menurut Tifa, kebohongan yang terus dilakukan demi mempertahankan kekuasaan sudah menjadi sikap yang sistematis.
Ia juga menyinggung adanya tekanan dan ajakan kepada orang lain agar ikut berbohong dalam mempertahankan kekuasaan tersebut.
Tifa menegaskan bahwa kebohongan yang dibuat menguntungkan segelintir pihak, yakni penguasa, keluarganya, dan kroninya.
Sementara mereka yang membantu kebohongan itu justru mengalami penderitaan, ketakutan, dan kelemahan.
Kasmudjo, pensiunan dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, muncul ke publik untuk meluruskan perannya saat Jokowi kuliah di UGM.
Ia menegaskan tidak pernah menjadi pembimbing skripsi Jokowi.
Menurut Kasmudjo, pembimbing skripsi Jokowi adalah almarhum Prof. Sumitro.
Saat Jokowi menempuh studi dari 1980 hingga 1985, Kasmudjo masih berstatus asisten dosen dengan golongan IIIb.
Ia belum berwenang mengajar secara mandiri dan hanya mendampingi mahasiswa memahami materi.
Kasmudjo baru mulai mengajar mandiri setelah naik pangkat pada 1986 dan menjadi ketua laboratorium produk hutan non-kayu dan mebel.
Ia mengakhiri karier akademiknya di UGM pada 2014 setelah 38 tahun mengabdi.
Presiden Jokowi mengunjungi Kasmudjo pada 12 Mei 2025, pertemuan yang berlangsung sekitar 45 menit.
Dalam pertemuan itu tidak dibahas soal polemik ijazah Jokowi.
Kasmudjo juga tidak mengetahui proses akademik skripsi dan penerbitan ijazah Jokowi karena bukan pembimbing skripsinya.
Ia menegaskan bahwa terkait ijazah, pembimbing dan penguji adalah pihak lain.
Perannya lebih kepada pendampingan akademik umum, bukan berhubungan dengan kelulusan atau pembuatan ijazah.
Kasmudjo menolak keterkaitan dirinya dengan isu ijazah palsu.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok