Repelita, Bandung 7 Maret 2025 - Alhamdulillah, bulan suci Ramadan rupanya tidak mengurangi semangat rakyat untuk terus meneriakkan #AdiliJokowi #MakzulkanFufufafa dalam membuka tabir #IndonesiaGelap. Justru di tengah-tengah kekhusukan menjalankan Rukun Islam ke-3 bagi umat Muslim, gerakan masyarakat yang masih peduli dengan kondisi terkini bangsa ini terasa makin cetar membara.
Cetar membara? Ya, cetar membara, bukan "cetar membahana", karena kalau rangkaian kata terakhir ini memang pernah dipopulerkan oleh Syahrini sekitar tahun 2012-2013 silam. Khusus kali ini kita tidak perlu membahas sosok Syahrini lagi, karena sudah dikupas tuntas saat pembahasan akun Kaskus Fufufafa yang sangat kontroversial karena hate speech, porno, SARA, dan kampungan itu.
Sebagaimana diketahui, si Fufufafa memang memiliki ketertarikan berlebihan (baca: tergila-gila) kepada sosok salah satu diva Indonesia tersebut. Mulai dari postingannya soal (maaf) "ss Syahrini", celotehannya bersama adiknya saat diwawancarai Kumparan.com (30/08/17) yang menyinggung barang bekas "preloved Syahrini", hingga bukti otentik bahwa nomor HP lamanya +6289750**233 tersimpan dalam aplikasi GetComtact sebagai "Customer Syahrini Kw".
Namun, kali ini yang akan dibicarakan adalah Forum (Cetar) Membara di Bandung, yang merupakan kependekan dari kata "Menjalin Esensi Mimbar Bandung Raya".
Forum ini diselenggarakan hari ini, Jumat 7 Maret 2025, di Graha Sanusi, Kampus Dipatiukur Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung pada pukul 14.00 s/d 18.00 WIB. Forum ini merupakan hasil kerja sama antara BEM Unpad, KM-Institut Teknologi Bandung (ITB), dan BEM Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Diskusi Ramadan "Membuka Tabir #IndonesiaGelap" ini menampilkan beberapa pembicara sekaligus, di antaranya Yanuar Rizky, Feri Amsari, Abraham Samad, Prof Susi Dwi Harijanti, Erros Djarot, Petrus Selestinus, Gigin Praginanto, Andi Sahrandi, dan Dr. KRMT Roy Suryo. Tak ketinggalan, hadir calon-calon pemimpin muda Ridho Anwari A (BEM Unpad), Fidela Marwa H (KM-ITB), dan Farhan Nugraha (BEM UPI) dengan moderator Lukas Suwarso.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Roy Suryo, yang hadir sebagai salah satu pembicara, menyampaikan pendapat kritisnya tentang kondisi Indonesia saat ini. "Gerakan rakyat ini adalah tanda bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya perubahan. Saya melihat ini sebagai bukti bahwa meskipun ada banyak kekurangan, rakyat Indonesia tidak tinggal diam," ujar Roy Suryo dalam pidatonya.
Diskusi berlangsung semarak, terbukti dengan banyaknya antusiasme audiens yang mengajukan pertanyaan hingga lebih dari sepuluh penanggap. Pertanyaan datang dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, aktivis senior, hingga ibu-ibu.
Sebagian besar setuju dengan kondisi keterpurukan Indonesia saat ini dan ingin agar segera bisa terlepas dari situasi #IndonesiaGelap, utamanya dengan melakukan aksi #AdiliJokowi dan #MakzulkanFufufafa.
Kegiatan di Bandung ini merupakan rangkaian dari kegiatan serupa yang telah berlangsung di Kampus Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo pada Selasa, 18 Februari 2025, dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jogja pada Rabu, 19 Februari 2025, yang juga sudah sukses diselenggarakan.
Rencana acara selanjutnya akan diselenggarakan di Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang pada Kamis, 13 Mei 2025, dan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya pada Jumat, 14 Mei 2025.
Kesimpulannya, gerakan rakyat yang peduli terhadap situasi negeri ini insyaAllah tidak akan berhenti. Meski beberapa pihak mengatakan tampak masih sporadis penyelenggaraannya, kita harus percaya bahwa niat baik untuk membuat Indonesia bangkit dari #IndonesiaGelap akan mendapat jalan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Gusti Allah SWT tidak sare dan akan memberi jalan. Format "Manunggaling Kalih Jagat" dengan memadukan gerakan di jagat maya (cyber) terlebih dahulu dan kemudian disusul dengan aksi fakta di jagat nyata terbukti mencapai kesuksesannya saat aksi 22 Agustus 2024 lalu. Mengapa tidak?.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok