Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Profil Eiger Adventure Land Milik Ronny Lukito yang Disegel Dedi Mulyadi dan Segera Dibongkar

BOS EIGER ADVENTURE - (kiri) Jembatan gantung Eiger Adventure Land dan (kanan) Ronny Lukito bos Eiger. (Kolase instagram)

Repelita Bogor - Eiger Adventure Land (EAL), destinasi wisata milik Ronny Lukito, resmi disegel oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Penyegelan dilakukan karena proyek wisata tersebut diduga melanggar aturan lingkungan dan menyebabkan kerusakan alam di kawasan Puncak Bogor.

Dedi Mulyadi menjadi sorotan setelah menangis saat mengunjungi kawasan Puncak Bogor pada Kamis. Ia tak kuasa menahan emosinya melihat kondisi alam yang rusak akibat alih fungsi lahan untuk pembangunan wisata.

Di Desa Sukagalih, Kecamatan Cisarua, Dedi melihat langsung dampak dari proyek tersebut, termasuk tanah yang terbelah dan longsor. Ia menunjuk ke arah lokasi Eiger Adventure Land di Megamendung, Bogor, dan menyatakan bahwa pembangunan di kawasan itu sudah melanggar aturan.

"Lah, itu sudah ada bangunan ya (jembatan gantung), itu paling melanggar, lihat itu terbelah sampai longsor," ucapnya.

Ironisnya, sebelum dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi pernah menerima undangan untuk meresmikan EAL. Hal ini terungkap dalam unggahannya di media sosial pada Januari lalu, saat ia berdiskusi dengan Rudy Susmanto dan Jaro Ade—Bupati dan Wakil Bupati Bogor terpilih—mengenai proyek-proyek pembangunan di Kabupaten Bogor, termasuk EAL.

Dengan penyegelan ini, pengelola Eiger Adventure Land tidak hanya harus menghentikan operasionalnya, tetapi juga diminta membongkar sendiri fasilitas yang telah dibangun karena dianggap tidak sesuai dengan peraturan tata lingkungan.

Profil Eiger Adventure Land

Eiger Adventure Land awalnya dirancang sebagai ekowisata modern yang tetap menjaga keseimbangan alam. Destinasi ini direncanakan diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Berada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), EAL dirancang memiliki berbagai ikon wisata, termasuk jembatan gantung sepanjang 530 meter yang diklaim mengalahkan rekor jembatan gantung di Arouca, Portugal. Selain itu, EAL menawarkan berbagai aktivitas alam seperti forest adventure, cultural walk, hiking, camping, serta konsep desa tradisional untuk mengangkat kearifan lokal.

Dibangun di Lahan 325 Hektar dengan Investasi Besar

Chairman PT Eigerindo Multi Produk Industri (MPI), Ronny Lukito, menjelaskan bahwa proyek ini dibangun di atas lahan seluas 325 hektar dengan investasi sebesar Rp 800 miliar yang direncanakan selesai dalam lima tahun.

Pihaknya mengklaim telah memenuhi izin dan persyaratan ketat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dari total luas lahan tersebut, Eiger hanya menggunakan 1,75 persen sebagai lahan terbangun dengan konsep semi-permanen.

"Dari ratusan hektar itu, kami hanya menggunakan 1,75 persen untuk dijadikan lahan terbangun," ujar Ronny saat mendampingi Menparekraf dalam peletakan batu pertama.

Ia juga menegaskan bahwa seluruh bangunan di kawasan ini dibuat berbentuk panggung dan tidak menempel seperti beton agar tetap menjaga keseimbangan ekosistem.

Namun, proyek besar ini kini berujung pada penyegelan. Pemerintah menilai pembangunan EAL melanggar regulasi lingkungan dan berpotensi merusak keseimbangan ekosistem di kawasan Puncak Bogor.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menegaskan bahwa seluruh operasional wisata yang terbukti melanggar aturan harus dihentikan.

"Keempat perusahaan tersebut diwajibkan melakukan perbaikan sesuai peraturan lingkungan yang berlaku," kata Hanif.

Penyegelan ini dilakukan sebagai langkah tegas untuk mencegah dampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Kini, pengelola Eiger Adventure Land juga diminta untuk membongkar fasilitas yang telah terlanjur dibangun. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved