Repelita Jakarta - Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia pada Selasa mengalami penghentian sementara atau trading halt akibat penurunan indeks yang drastis. Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai anjloknya IHSG disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintah dalam meyakinkan publik dan investor mengenai masa depan ekonomi Indonesia.
Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira menyebut kepercayaan publik terhadap pemerintah semakin menurun. "Trust kita terhadap pemerintah, terhadap kebijakan publik itu bisa dikatakan minus saat ini," ujar Bhima dalam diskusi daring di media sosial X @dirtyvote.
Bhima menilai salah satu faktor utama adalah meningkatnya peran militer dalam berbagai sektor non-militer di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ia mencontohkan keterlibatan TNI dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) serta proyek food estate di Merauke, Papua. Menurutnya, hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor mengenai arah kebijakan ekonomi negara.
"Pasar sejak awal sudah mengantisipasi Prabowo akan memperkuat peran TNI setelah menjabat. Namun, rencana revisi UU TNI yang memperpanjang masa dinas dan menambah jabatan sipil untuk militer membuat investor semakin waswas," tambah Bhima.
Ia menilai kebijakan tersebut gagal memberikan sinyal positif kepada pasar, terutama di tengah kondisi ekonomi yang melesu. "Ketika ekonomi melemah, tapi perhatian pemerintah justru terfokus pada aspek pertahanan dan keamanan, ini tidak selaras dengan harapan investor," katanya.
Selain revisi UU TNI, kebijakan lain seperti pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) serta pemangkasan anggaran kementerian dan lembaga juga dinilai tidak berhasil menenangkan investor.
Pada Selasa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,02 persen ke level 5.146. Perdagangan saham sempat dihentikan sementara selama 30 menit setelah indeks turun lebih dari 5 persen, sebelum akhirnya menutup sesi di level 6.076 atau turun 6,11 persen.
Trading halt adalah kebijakan bursa yang dilakukan untuk menghentikan perdagangan saham sementara waktu guna menghindari potensi kerugian akibat pergerakan indeks yang terlalu cepat dan ekstrem. Langkah ini diterapkan untuk menjaga stabilitas pasar dan melindungi investor dari dampak fluktuasi yang tidak terkendali.(*).
Editor: 91224 R-ID Elok