Repelita Jakarta - Elite Partai Gerindra, Arief Poyuono, melontarkan sindiran kepada pengacara Hotman Paris Hutapea yang sebelumnya mengkritik Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait dugaan kasus Pertamax oplosan di Pertamina.
Menurut Arief, posisi komisaris di BUMN, termasuk Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina, tidak memiliki kewenangan besar dalam pengambilan keputusan perusahaan.
"Komisaris di BUMN itu tidak punya peran apa-apa," ujar Arief dalam unggahannya di X @bumnbersatu.
Arief menambahkan bahwa Ahok dan beberapa tokoh yang terlibat dalam Pilpres 2019 hanya diberikan jabatan sebagai bentuk kompensasi politik.
"Ditempatkan hanya untuk penempatan para mantan Timses Pilpres agar bakul nasinya ngebul," tuturnya.
Lebih lanjut, Arief membandingkan peran komisaris di BUMN dengan di perusahaan swasta, di mana menurutnya komisaris di sektor swasta memiliki pengaruh lebih besar dalam operasional perusahaan.
"Beda dengan Komut Swasta. Hotman belum tahu," katanya.
Nama Ahok belakangan kembali ramai diperbincangkan menyusul dugaan korupsi besar di Pertamina Patra Niaga. Hotman Paris bahkan meminta Ahok meminta maaf kepada publik atas kasus tersebut.
Terlepas dari apakah Ahok bersalah atau tidak, Hotman menilai mantan Gubernur DKI Jakarta itu tetap harus meminta maaf karena dugaan korupsi itu terjadi saat ia menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Sutradara film Sayap-Sayap Patah, Denny Siregar, turut menanggapi pernyataan Hotman Paris dan secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Ahok.
"Sorry bang Hotman Paris, gua lebih percaya Basuki Tjahaja Purnama," kata Denny melalui akun Instagramnya @denysiregar.
Pernyataan ini memicu perdebatan di kalangan netizen.
"Ya jelas lebih percaya Ahok, rekam jejaknya bersih," tulis seorang netizen.
"Hotman Paris kan pengacara top, dia paham seluk-beluk hukum," balas lainnya.
Sebelumnya, Hotman Paris juga meminta Ahok untuk mengembalikan gajinya selama menjabat di Pertamina sebagai bentuk tanggung jawab moral.
"Kalau pun kamu tidak tahu atau tidak bersalah, setidaknya kamu menyatakan turut bersalah atau minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia," kata Hotman.
"Jauh lebih jantan lagi jika kamu mengembalikan seluruh gaji kamu," tambahnya.
Menanggapi hal ini, Ahok menegaskan bahwa jika ia menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina, ia tidak akan ragu untuk memecat Riva Siahaan yang diduga terlibat dalam skandal tersebut.
Namun, karena posisinya hanya sebagai Komisaris Utama, ia tidak memiliki wewenang untuk melakukan tindakan tersebut.
"Yang berhak memecat Dirut Pertamina Patra Niaga ya Dirut Pertamina dan Menteri BUMN. Komisaris Utama tidak bisa berbuat banyak," tegas Ahok.
Ahok juga menduga bahwa kasus korupsi di Pertamina Patra Niaga ini hanya sekadar pergantian aktor, sementara pola permainan tetap sama.(*).
Editor: 91224 R-ID Elok