Repelita Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengungkapkan bahwa dirinya pernah memperingatkan Riva Siahaan terkait dugaan permainan kotor di Pertamina. Riva yang kini menjadi tersangka kasus korupsi di PT Pertamina Patra Niaga sebelumnya menjabat sebagai petinggi di perusahaan tersebut sebelum akhirnya ditangkap Kejaksaan Agung dalam kasus dugaan korupsi senilai Rp193,7 triliun.
Dalam wawancara di kanal YouTube Narasi TV, Ahok mengaku pernah memarahi Riva saat masih menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
"Si Riva pernah gue maki. Kalau gue Dirut, udah gue pecat lo!" kata Ahok.
Pernyataan ini mendapat tanggapan dari pegiat media sosial Jhon Sitorus yang menilai bahwa Ahok sebenarnya sudah memberikan peringatan terkait dugaan praktik korupsi yang melibatkan Riva di Pertamina.
"Ternyata Ahok sudah pernah kasih warning ke Pertamina soal Riva Siahaan yang ditangkap Kejagung hari ini. Jadi, kira-kira siapa yang melindungi Riva dkk?" kata Jhon Sitorus di akun X @JhonSitorus.
Jhon juga mendukung upaya Ahok untuk terus mengungkap lebih jauh skandal ini.
"Bongkar terus, Pak Ahok," tambahnya.
Lebih lanjut, Jhon menyatakan bahwa Kejaksaan Agung seharusnya memanggil Ahok untuk dimintai keterangan mengenai mega korupsi yang terjadi di Pertamina Patra Niaga.
"Sebagai mantan Komisaris Utama, Ahok pasti punya banyak informasi terkait apa yang terjadi di Pertamina," ujar Jhon.
"Saya juga senang jika Ahok diperiksa oleh Kejaksaan Agung, apalagi kalau pemeriksaannya secara terbuka," lanjutnya.
Ia pun mengingat ketika Ahok pernah dipanggil menjadi saksi dalam kasus suap reklamasi yang melibatkan Sanusi.
"Kita disuguhkan dengan tontonan gratis dan penuh daging soal ilmu hukum dan logika di depan pengadilan," katanya.
Jhon menilai Ahok memiliki pemahaman mendalam mengenai apa yang terjadi selama dirinya menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
"Yang jelas, Ahok tidak pernah lari atau mangkir. Ahok selalu hadir dengan tegak kepala," tandasnya.
Sementara itu, elite Partai Demokrat, Andi Arief, turut menyoroti polemik dugaan korupsi di PT Pertamina Patra Niaga dan mempertanyakan kinerja Ahok selama menjabat.
Andi menyinggung soal pembangunan kilang minyak yang sudah lama menjadi isu publik.
"Soal pembangunan kilang minyak jadi wacana publik sejak lama," ujar Andi Arief di akun X @Andiarief.
"Tolong titip pertanyaan buat Pak Ahok, berapa banyak kilang yang sudah dibangun selama menjadi Komut?" tambahnya.
Menurutnya, dalam berbagai wawancara Ahok di sejumlah stasiun televisi, pertanyaan mengenai progres pembangunan kilang tidak pernah ditanyakan.
"Melihat wawancaranya di beberapa TV, itu tidak ditanyakan," tandasnya.
Andi Arief juga menyebut bahwa Ahok sendiri pernah mengakui bahwa sebagai Komisaris Utama, dirinya tidak bisa mengawasi anak perusahaan secara langsung karena adanya komisaris tersendiri di setiap entitas.
"Dalam bahasa lain, Ahok merasa gak berdaya," pungkasnya.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung mengungkap skandal korupsi dalam ekspor-impor minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina Patra Niaga. Salah satu modusnya adalah memanipulasi bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 90 menjadi RON 92 sebelum dipasarkan, menyebabkan kerugian negara mencapai Rp193,7 triliun.
Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Abdul Qohar, menjelaskan bahwa pengadaan BBM ini dilakukan oleh PT Pertamina Patra Niaga. Namun, dalam praktiknya, perusahaan tersebut membeli BBM dengan kualitas lebih rendah (RON 90), lalu menjualnya seolah-olah sebagai RON 92 dengan harga lebih tinggi.
Modus manipulasi ini tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga berpotensi mempengaruhi kualitas BBM yang digunakan masyarakat. Kejaksaan Agung memastikan akan terus mengusut kasus ini hingga tuntas. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok