Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Mantan Mentri Jokowi Sudirman Said Soroti Seruan Adili Jokowi, Sebut Ekspresi Kegelisahan Rakyat

Aksi Adili Jokowi

Repelita Jakarta - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2014–2016, Sudirman Said, menanggapi maraknya seruan Adili Jokowi yang muncul di berbagai tempat.

Menurutnya, gerakan ini merupakan bentuk ekspresi kegelisahan rakyat terhadap situasi politik dan hukum di Indonesia.

Sudirman tidak serta-merta menyimpulkan apakah seruan tersebut pantas atau tidak. Namun, ia menekankan pentingnya memahami konteks di balik munculnya aspirasi tersebut.

"Saya tidak menyimpulkan bahwa patut atau tidak diadili. Tapi saya ingin memberikan perspektif lain," ujarnya.

Menurut Sudirman, ketidakpercayaan masyarakat terhadap lembaga negara menjadi salah satu faktor utama munculnya suara-suara kritis. Ia mengutip pepatah lama yang mengatakan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan.

"Sayangnya, saat ini lembaga-lembaga negara sedang kehilangan kredibilitas di mata masyarakat," ungkapnya.

Sudirman menyoroti bahwa status sebagai mantan pemimpin negara tidak seharusnya menjadi penghalang bagi proses hukum. Jika terdapat dugaan kesalahan yang bisa dibuktikan, siapapun harus tunduk pada hukum.

"Pertanyaannya, apakah wajar seorang mantan pemimpin diadili? Banyak yang berpendapat bahwa demi menegakkan keadilan, siapa pun yang bersalah harus menjalani proses hukum, termasuk mantan presiden," tegasnya.

Ia menambahkan bahwa dalam sistem hukum yang sehat, tidak boleh ada pengecualian terhadap siapa pun. Semua warga negara, tanpa melihat jabatan atau statusnya, harus diperlakukan sama di mata hukum.

Lebih lanjut, Sudirman menjelaskan bahwa seruan ini bukan sekadar ungkapan kebencian, melainkan bentuk kecintaan rakyat terhadap negaranya.

"Ini bukan soal tidak suka, tapi karena cinta negara, cinta bangsa, dan cinta rakyat. Proses hukum yang adil harus dijalankan demi tegaknya keadilan," ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa dalam sejarah, negara-negara besar tidak pernah membiarkan kesalahan pemimpinnya tanpa pertanggungjawaban hukum.

"Tidak ada bangsa yang hebat jika tata hukumnya lemah. Tidak ada negara yang maju jika pemimpinnya dibiarkan melakukan kesalahan tanpa konsekuensi," tandasnya.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved