
Repelita, Bandung - ISBI Bandung menyampaikan klarifikasi terkait pembatalan pementasan teater bertajuk Wawancara dengan Mulyono yang semula dijadwalkan digelar pada 15-16 Februari 2025. Pementasan ini berkisah tentang seorang wartawan amatir yang mewawancarai seorang tokoh bernama Mulyono, yang juga dikenal sebagai nama kecil Presiden ke-7 RI, Jokowi.
Dalam klarifikasinya, pihak kampus mempertanyakan peran polisi dalam pembatalan acara tersebut. Rektor ISBI Bandung, Retno Dwimarwati, menyebutkan bahwa izin dari polisi disebut sebagai kewenangan kampus, tetapi polisi mengajukan pertanyaan terkait kebenaran informasi dalam poster pementasan. "Dengan pertanyaan tersebut, tentu saja kami harus paham konsekuensinya," ujar Retno.
Selain itu, pihak ISBI Bandung juga mempertanyakan beberapa hal terkait perizinan dan kewenangan kampus, seperti apakah seseorang yang ditolak izin lisan masih dapat melanjutkan kegiatan tersebut, serta apakah kampus berhak menurunkan kegiatan yang dapat menimbulkan konflik.
ISBI Bandung menegaskan bahwa tujuan mereka adalah untuk menjaga lingkungan akademik yang kondusif, tanpa konflik kepentingan atau isu SARA. "Kampus adalah tempat bagi ilmu pengetahuan, bukan untuk penyebaran isu-isu kontraproduktif yang dapat mengganggu keharmonisan," kata Retno. Pihak kampus juga mengajak seluruh sivitas akademika untuk menjaga semangat kebhinekaan dan menghindari provokasi yang dapat merusak persatuan.
Retno Dwimarwati menegaskan komitmen ISBI Bandung untuk menjaga nilai kebangsaan dan memastikan kampus bebas dari aktivitas yang mengandung unsur politik.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

