Repelita, Jakarta 18 Desember 2024 - Pengamat politik Rocky Gerung menyatakan meskipun dukungan publik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih kuat, terdapat masalah mendasar dalam kepemimpinan Jokowi selama dua periode terakhir yang berujung pada pemecatannya dari PDIP.
Rocky menilai pemecatan tersebut menunjukkan adanya cacat dalam demokrasi dan konstitusi. Ia menyebutkan bahwa meskipun Jokowi terpilih melalui sistem demokrasi dan telah menjabat dua periode, pemecatannya oleh partainya sendiri mencerminkan masalah moral yang harus diperhitungkan.
“Electability dan likeability Jokowi masih kuat, tetapi moral, intelektual, dan integritasnya menurun,” ujar Rocky. Ia menegaskan bahwa dalam pemilihan presiden, penting untuk menilai tidak hanya elektabilitas, tetapi juga moral dan intelektualitas calon.
Menurut Rocky, keluarnya Jokowi dari PDIP adalah sejarah politik yang penting, mengingat pemecatan ini bukan karena pengunduran diri, tetapi karena tindakan yang melibatkan pelanggaran-pelanggaran tertentu yang dilakukan oleh Jokowi sebelum akhirnya dipecat.
Sebelumnya, PDIP mengumumkan pemecatan Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution sebagai anggota partai melalui Surat Keputusan (SK) dengan nomor 1650/KPTS/DPP/XII/2024 dan 1651/KPTS/DPP/XII/2024 pada Senin (16/12/2024).
Menanggapi pemecatan tersebut, Jokowi menyatakan dengan santai bahwa ia tidak mempermasalahkan keputusan PDIP. "Ya, nggak apa, nggak apa," ujarnya saat ditemui, Selasa (17/12/2024). Jokowi juga mengungkapkan bahwa ia menghormati pemecatan tersebut dan tidak dalam posisi untuk membela atau menilai keputusan PDIP.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok