Repelita, Jakarta - Pegiat media sosial Jhon Sitorus mengkritik keras jawaban Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat ditanya oleh seorang anak berusia 16 tahun mengenai target 2025. Menurut Jhon, jawaban Gibran yang terkesan murahan tersebut tidak pantas diberikan dalam sebuah acara Natal di Gereja Wahid Hasyim.
Melalui akun X miliknya, Jhon menyampaikan rasa kecewa terhadap respon Gibran yang dinilai tidak sesuai dengan bobot pertanyaan yang diajukan. "Sangat disayangkan! Pertanyaan sebagus itu dari anak 16 tahun dijawab dengan 'kamu sudah bisa nyoblos?' di acara NATAL, didalam GEREJA pula. Jalan-jalan ke gereja dengan pakaian layaknya 'shopping ke mall' dan masih membawa suasana kampanye politik ke dalam gereja," tulisnya.
Jhon juga menyoroti soal batas usia yang diatur dalam konstitusi terkait pencalonan Presiden dan Wakil Presiden. Ia menilai bahwa usia minimal 40 tahun ditetapkan bukan hanya untuk kepentingan politik, tetapi juga untuk memastikan kematangan berpikir dan sikap seorang pemimpin negara. "Sudah benar konstitusi kita mengatur syarat usia Presiden/Wakil Presiden minimal 40 tahun (walau pada akhirnya diubah agar Gibran jadi Wapres). Salah satunya untuk mengantisipasi respon MURAHAN macam ini. Kematangan berpikir dan merespon sebagai seorang RI-2, itu sangat menentukan wajah negara ini," tambahnya.
Pernyataan Gibran di acara Natal yang ditayangkan dalam sebuah video menuai banyak sorotan. Dalam sesi tanya jawab tersebut, seorang remaja bertanya mengenai target 2025, dan Gibran menanggapinya dengan pertanyaan balik, "Kamu sudah bisa nyoblos belum?" Respon tersebut mendapat kritik dari publik yang menilai bahwa Gibran tidak memberikan jawaban yang serius atas pertanyaan yang dianggap penting.
Jhon Sitorus menambahkan bahwa negara Indonesia seakan berjalan otomatis atau "autopilot" jika pemimpin negara memberikan respons semacam itu. "Alangkah malunya pertanyaan berbobot anak SMA cuma dijawab dengan respon murahan seorang RI-2. Negara kita benar-benar AUTOPILOT," kata Jhon.
Sebelumnya, Gibran juga mengungkapkan rencananya untuk fokus pada agenda yang berhubungan dengan anak-anak dan remaja, terutama terkait dengan bonus demografi yang diharapkan dapat mendukung pencapaian Indonesia Emas di 2025. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok