Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Muhammadiyah Meniru Kaum Nasrani? Begini Konsep Welas Asih Kiai Ahmad Dahlan

Muhammadiyah Meniru...

Muhammadiyah dan Konsep Welas Asih Kiai Ahmad Dahlan: Meniru Kaum Nasrani?

Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Muhammadiyah, organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan, kini tengah memperingati milad yang ke-112. Dikenal sebagai pejuang kaum tertindas, Kiai Ahmad Dahlan mengajarkan bahwa kebenaran dan kebaikan ajaran Islam harus memberikan manfaat tidak hanya bagi golongannya sendiri, tetapi untuk seluruh umat manusia.

Pemikiran Kiai Ahmad Dahlan tentang kesatuan ilmu dan kemanusiaan serta penerapan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dengan menggunakan akal pikiran dan hati yang suci, menciptakan sikap welas asih atau cinta kasih. Menurutnya, Islam harus bisa diterima oleh umat manusia dalam beragam agama dan ideologi politik. Ini adalah konsep yang memungkinkan peradaban dan ilmu pengetahuan berkembang demi kemajuan manusia.

Pandangan Kiai Ahmad Dahlan mengenai kebaikan Islam yang bersifat universal juga tercermin dalam tindakannya yang memandang bahwa amal usaha Muhammadiyah, seperti sekolah, rumah sakit, dan panti asuhan, bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan dan penderitaan manusia, bukan hanya untuk kalangan tertentu. Ini menjelaskan sikapnya yang terbuka terhadap pengalaman kaum Kristiani dalam mendirikan berbagai lembaga sosial. Dalam konteks ini, Kiai Dahlan menganggap penerapan manajemen modern dalam berbagai praktik sosial dan agama, termasuk pendidikan dan penyantunan, sebagai hal yang bermanfaat untuk masyarakat luas.

Kiai Ahmad Dahlan mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan bukanlah pemberian atau hidayah semata, melainkan hasil dari usaha dan kerja keras melalui pendidikan. Pendidikan, bagi Kiai Dahlan, merupakan kunci untuk memperoleh pengetahuan yang dapat menjawab berbagai permasalahan umat manusia, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, dia memandang bahwa keluhuran dunia bukanlah tujuan utama, tetapi sebagai jalan untuk mencapai keluhuran di akhirat.

Dalam sejarah Muhammadiyah, Kiai Ahmad Dahlan tidak hanya mendirikan lembaga pendidikan, tetapi juga memperkenalkan praktik-praktik sosial dan keagamaan yang lebih modern. Misalnya, dalam salat Jumat dan Hari Raya, penggunaan bahasa Indonesia untuk khutbah, serta pengaturan waktu berbuka puasa dan sahur yang lebih tepat. Semua ini adalah langkah untuk membuat ajaran Islam lebih relevan dengan kehidupan masyarakat modern.

Penerapan konsep welas asih dan pembaruan yang dibawa oleh Kiai Ahmad Dahlan hingga kini masih menjadi dasar penting dalam perkembangan Muhammadiyah, dengan tujuan untuk memberikan kebaikan bagi umat manusia tanpa membedakan agama, ideologi, atau bangsa. (*)

Editor: Elok WA R-ID

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved