Repelita, Jakarta 26 Desember 2024 - Pengamat politik Rocky Gerung mengungkapkan bahwa penetapan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bukan sekadar langkah hukum biasa, melainkan sebuah bentuk balas dendam yang mencerminkan ketegangan politik yang mendalam antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Menurut Rocky, perseteruan antara Jokowi dan Megawati bermula dari penolakan Megawati terhadap ambisi Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden hingga tiga periode. “Perseteruan Pak Jokowi dan Ibu Mega dimulai dari Mega yang menghambat ambisi Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden tiga periode,” ungkap Rocky.
Selain itu, Rocky menyebut bahwa Megawati juga menentang berbagai upaya politik Jokowi, termasuk upaya untuk mengatur konstitusi demi memuluskan karir politik putranya, Gibran Rakabuming. Pemecatan Jokowi dan keluarganya dari PDIP dianggap sebagai titik balik dalam konflik ini.
“Secara psikologis, pemecatan ini membuat Jokowi merasa tersingkir dari karir politiknya. Pemecatan tersebut merupakan puncak kemarahan Jokowi terhadap Megawati dan partainya,” jelas Rocky.
Penetapan status tersangka terhadap Hasto oleh KPK, menurut Rocky, lebih dari sekadar langkah hukum. Ia menyebut ini sebagai upaya Jokowi untuk menunjukkan kekuatannya kepada Megawati. Meski secara formal tampak sebagai tindakan hukum, Rocky melihat ada motif pribadi yang mendalam di baliknya.
“Sebetulnya yang ingin dijadikan tersangka adalah Megawati. Namun, media yang dikendalikan oleh Jokowi menggiring opini seolah-olah kasus ini tidak ada hubungannya dengan dendam pribadi Jokowi,” kata Rocky.
Sebagai Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto sering kali melontarkan kritik keras terhadap pemerintahan Jokowi. Kritik tersebut, terutama menjelang akhir masa jabatan Jokowi, dianggap sebagai salah satu pemicu utama kemarahan Jokowi terhadap PDIP.
Rocky menambahkan bahwa dalam tradisi politik Jawa, seorang pemimpin atau “raja” tidak boleh dihina. Kritik tajam Hasto terhadap Jokowi, termasuk dalam disertasinya, dianggap telah menunjukkan ambisi dan manipulasi politik yang bertentangan dengan citra yang ingin dibangun oleh Jokowi.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok