Kasus penembakan yang menewaskan siswa SMK 4 Semarang, Jawa Tengah, kini tengah menjadi sorotan publik. Siswa berinisial GRP (17) ditembak oleh oknum polisi karena diduga terlibat dalam aksi tawuran.
Namun, pernyataan pihak kepolisian mengenai kejadian tersebut dinilai janggal dan dibantah oleh beberapa fakta yang beredar di media sosial. Salah satunya adalah rekaman CCTV di Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang ternyata sudah diambil terlebih dahulu oleh pihak kepolisian.
Berikut adalah enam fakta yang mengungkap kejanggalan terkait kasus penembakan ini:
1. Korban Merupakan Anak Berprestasi
Pihak sekolah menyebutkan bahwa korban adalah siswa berprestasi di SMK 4 Semarang. Ia kerap mengharumkan nama sekolah lewat partisipasinya dalam kegiatan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra).
Waka Kesiswaan SMK 4, Agus Riswantini, mengonfirmasi bahwa korban adalah anak yang baik dan berprestasi. “Kalau korban tergabung dalam gangster, kami tidak tahu. Tapi rekam jejaknya, dia itu anak yang baik dan berprestasi,” ujar Agus.
2. Korban Menang Lomba Paskibra di Akpol
Korban sempat memenangkan perlombaan Paskibra di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang. “Korban merupakan anak yang baik dan seorang anggota Paskibra yang baru saja menang lomba pasukan baris-berbaris di Akpol,” jelas Agus.
3. Korban Bercita-cita Menjadi Polisi
Menurut informasi yang beredar, korban memiliki cita-cita untuk menjadi seorang polisi. Hal ini semakin menyentuh karena korban adalah seorang piatu yang telah lama ditinggal oleh ibunya.
“Anak ini adalah ponakan saya, dia anak piatu, ibunya sudah meninggal beberapa tahun lalu,” ungkap saudara korban di media sosial.
4. Korban Tidak Terlibat Aksi Tawuran
Petugas satpam di sekitar TKP membantah bahwa korban terlibat dalam tawuran. “Tidak ada tawuran di sini, kalau ada tawuran, kami pasti tahu dan langsung melapor ke atasan,” ujar satpam yang enggan disebutkan identitasnya.
5. CCTV di TKP Diambil Polisi
Informasi yang beredar menyebutkan bahwa pihak kepolisian telah mengambil rekaman CCTV di TKP. Seorang karyawan minimarket sekitar TKP mengatakan, “Polisi mengambil rekaman video CCTV di depan dan di atas toko. Saya sempat melihat video tersebut hanya 20 detik.”
Rekaman CCTV milik Masjid Al-Amin Bambankerep juga diambil oleh polisi. Amsori (58), pengurus masjid, mengonfirmasi bahwa pihak kepolisian datang untuk mengambil rekaman CCTV.
6. Kapolrestabes Semarang Pernah Terlibat Kasus Korupsi
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, yang menyebutkan bahwa korban terlibat tawuran, ternyata pernah terlibat dalam kasus korupsi. Irwan diduga menjadi perantara pengiriman uang suap sebesar Rp800 juta dalam kasus Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Kasus ini semakin memunculkan tanda tanya terkait kebenaran penyelidikan dan penanganan yang dilakukan pihak kepolisian. (*)