Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Ukhuwah dan Dakwah, Muhammad Cholil, memberikan tanggapan terhadap pernyataan Suswono yang mengusulkan agar janda kaya menikahi pemuda pengangguran. Cholil menekankan pentingnya kebijaksanaan dalam berkomentar, khususnya selama masa kampanye, untuk menghindari kesalahpahaman atau kontroversi yang dapat timbul.
"Seringkali candaan tentang janda itu mengasyikkan, namun kadang dapat melukai," ungkap Cholil dalam keterangannya di aplikasi X @cholilnafis pada 28 Oktober 2024.
Cholil menjelaskan bahwa meskipun usulan menikahi janda kaya oleh pemuda pengangguran terdengar sederhana, dalam konteks kampanye, pernyataan tersebut dapat berpotensi menjadi blunder. "Mengawini janda kaya oleh laki-laki muda penganggur mungkin terlihat sepele, tetapi pada saat kampanye, pernyataan tersebut kadang malah menjadi umpan dan berujung blunder," cetusnya.
Lebih lanjut, Cholil mengingatkan bahwa setiap tokoh publik seharusnya menyesuaikan ucapannya dengan situasi dan kondisi yang ada, agar tidak menyinggung pihak tertentu atau menimbulkan dampak negatif. "Penting untuk bijak dalam setiap situasi dan menempatkan pernyataan sesuai dengan konteks yang ada," tegas Cholil.
Sebelumnya, Suswono, calon wakil gubernur DKI Jakarta dari pasangan Ridwan Kamil (paslon RIDO), memperkenalkan program Kartu Anak Yatim sebagai bagian dari komitmen pemerintah dalam mendukung kesejahteraan anak-anak yatim di Jakarta. Ia juga menyampaikan program kesejahteraan serupa untuk orang tua tunggal, khususnya ibu-ibu yang membutuhkan dukungan. Dalam kesempatan tersebut, Suswono menyarankan agar janda kaya dapat berkontribusi pada kesejahteraan sosial dengan membantu pemuda yang menganggur, dengan merujuk pada kisah Khadijah, janda kaya yang menikahi Nabi Muhammad.***