Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menanggapi pernyataan akademisi Rocky Gerung yang mengaku didatangi putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka. Dalam pertemuan itu Rocky mengaku mengkritik Gibran lantaran kerap menerima uang dari sejumlah menteri.
Hal itu diungkapkan Rocky saat berbicara di salah satu stasiun televisi nasional dan potongan videonya ramai dibahas publik di media sosial.
Menanggapi itu, Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika menyebut bahwa dugaan penerimaan Gibran yang saat itu menjabat sebagai Wali Kota Solo dari beberapa menteri tidak bisa langsung diproses hukum oleh KPK.
Pasalnya, Tessa menyebut mesti ada pihak yang membuat laporan dugaan penerimaan kepada lembaga antirasuah. Dia juga memastikan KPK terbuka jika ada pihak yang membuat laporan tersebut.
“Kami mengimbau dan mempersilahkan masyarakat untuk dapat menyampaikan ke KPK, membuat laporan sehingga apa yang disangkakan bisa jelas nanti ditelusuri dan tidak menjadi fitnah atau hoaks lah kalau sekarang disampaikan,” kata Tessa kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat (6/9/2024).
“Jadi, kami membuka diri ke pengaduan ke Direktorat Penerimaan Layanan, Pengaduan Masyarakat, silahkan bagi yang merasa memiliki informasi itu ada channel-channelnya, tidak harus datang langsung tapi bisa melalui website yang nanti bisa dilihat di kpk.co.id,” tambah dia.
Meski begitu, Tessa mengatakan bahan dan alat bukti bisa dikumpulkan oleh KPK melalui sumber yang ada, tetapi laporan dari orang yang mengetahui kejadian penerimaan ini perlu memberikan laporan kepada KPK.
“Ya secara prosedur bahan itu bisa dikumpulkan melalui open source, tetapi perlu ada orang yang melaporkan, jadi perlu ada inisial report lah,” ujar Tessa.
Namun, Tessa mengatakan pihaknya tidak diam saja sambil menunggu adanya laporan terkait dugaan penerimaan uang Gibran tersebut.
“Tapi atas dugaan-dugaan tersebut, KPK tidak diam saja tetap mengumpulkan. Jadi begitu nanti ada laporan yang masuk tentunya bisa lebih cepat lah,” tegas Tessa.
Sebelumnya, Rocky Gerung menegaskan dirinya tidak memiliki masalah dengan keluarga Presiden Joko Widodo. Bahkan menurutnya, Gibran pun datang dengan sukarela untuk meminta dikritik olehnya.
“Gibran datang ke rumah saya, 'Om Rocky, saya mau belajar'. (Gibran berkata) 'Kasih saya kritik, Om Rocky!'" ucap Rocky, Kamis (5/9/2024).
Rocky lalu mengaku terang-terangan mengkritik adik ipar Gibran, Bobby Nasution, yang menjabat sebagai Wali Kota Medan. Rocky juga sempat menguliti Gibran dalam kapasitasnya sebagai Wali Kota Solo.
“Anda, belum saya kritik karena belum jadi Wakil Presiden, waktu itu dia adalah Wali Kota. Saya kritik you (Gibran). Dia ngaku bahwa setiap Sabtu, berbagai macam Menteri datang ke dia, kasih duit supaya Solo. Saya bilang, 'You koruptor tuh!'" ungkap Rocky.
“Saya kasih kritik, dia nggak marah, karena saya terangkan saya kritik kamu karena saya tanya, 'You datang sebagai apa? Sebagai wali kota?' (Gibran menjawab) 'Ya mendua, Om, karena saya bosan ikut kuliah-kuliah di sekolah PDIP'," sambungnya seperti dikutip dari suar
Pengamat politik, Rocky Gerung, mengkritik Gibran Rakabuming Raka sebagai seorang koruptor usai menerima uang dari berbagai macam menteri ayahnya, Joko Widodo, setiap Sabtu.
Hal itu terungkap ketika Rocky menjadi seorang narasumber di acara debat di salah satu stasiun tv swasta pada Selasa (3/9/2024).
Ia awalnya membantah bahwa kritikan yang selama ini dilontarkan ke Jokowi karena didasari kebencian. Ia mengklaim hubungan Jokowi dengan dirinya baik-baik saja.
Bahkan, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, datang sendiri ke rumah Rocky untuk meminta dikritik.
"Gibran ke rumah saya. 'Om Rocky, saya mau belajar'. 'Duduk di situ luh, kalau mau belajar tuh'. 'Kasih saya kritik Om Rocky," ujar Rocky menirukan percakapannya dengan Gibran seperti dikutip dari acara Rakyat Bersuara di iNews yang tayang pada Selasa (3/9/2024).
Kepada Gibran, Rocky tidak hanya mengkritiknya, tetapi juga adik mertuanya, Bobby Nasution.
"Anda belum saya kritik karena belum jadi wakil presiden. Pada waktu itu, dia wali kota (Surakarta), saya kritik," ujarnya.
Dalam pertemuan di rumahnya itu, Gibran sempat bercerita bahwa setiap Sabtu, menteri mendatanginya dan memberikan uang.
"Setiap Sabtu, berbagai macam menteri datang ke dia, kasih duit supaya Solo.... Saya bilang you koruptor tuh. Saya kasih kritik dia enggak marah," ujarnya.
Selain minta dikritik, Gibran datang ke rumah Rocky karena bosan dengan kuliah-kuliah yang diberikan PDI Perjuangan.
"'You datang sebagai apa?' 'Mendua om, saya juga datang karena saya bosan ikut-ikut di sekolah PDI Perjuangan'," ujar Rocky.
Rocky melanjutkan bahwa dirinya konsisten untuk menjadi seorang kritikus. Ia menolak tawaran menjadi pejabat di pemerintahan.
"Saya memilih menjadi kritikus, orang menawarkan jadi pejabat enggak mau. Saya mau jadi kritikus saja. Jadi saya mau jujur katakan itu. Jadi, tidak semua yang kotor itu tidak berguna," katanya. ***