Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia, telah mengumumkan persiapan dana sebesar 71 triliun rupiah untuk mendukung program makan siang gratis yang merupakan program andalan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Pengumuman ini langsung menarik perhatian publik karena besarnya anggaran yang dialokasikan hanya untuk makan siang gratis.
Namun, pengamat politik Rocky Gerung memiliki pandangan pesimis terkait program ini. Menurutnya, ada kemungkinan besar bahwa program makan siang gratis ini akan batal atau hanya berjalan satu tahun saja.
Sri Mulyani memang telah menjamin bahwa anggaran untuk program makan siang gratis sudah disediakan untuk tahun 2025.
Namun, Rocky Gerung mengingatkan bahwa ketika Prabowo pertama kali memimpin sidang, berbagai hal bisa berubah.
“Walaupun ibu Sri Mulyani sudah jaminkan bahwa anggaran makan siang itu sudah disediakan tetapi tetap ada hal yang akan jadi lain begitu Prabowo memimpin pertama kali sidang,” ucapnya
Rocky menekankan bahwa meskipun anggaran sudah dijamin oleh Sri Mulyani, ada kemungkinan anggaran tersebut harus diambil dari beberapa pos lain, yang berarti perlu adanya upaya efisiensi. Hal ini bisa mempengaruhi keberlanjutan program makan siang gratis tersebut.
Selain itu, Rocky juga menyoroti proyeksi kebutuhan tahun pertama pemerintahan Prabowo. Menurutnya, defisit anggaran bisa mencapai 800 triliun rupiah, yang kemungkinan besar akan dibiayai melalui utang.
Jika utang tidak dikelola dengan hati-hati, program makan siang gratis bisa terhenti setelah tahun pertama.
“Nah soal utang ini yang juga akan jadi problem baru, jadi kalau makan siang Iya dapat dari APBN tapi utangnya tidak dikelola secara berhati-hati, nah makan siang juga bisa batal! tahun pertama doang makan siangnya,” jelasnya.
Utang menjadi isu sentral dalam analisis Rocky. Prabowo berencana menaikkan batas utang, namun ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Pasar uang internasional dan sumber penjamin pinjaman internasional akan mengetahui kebutuhan Indonesia, yang dapat menyebabkan peningkatan suku bunga pinjaman.
Rocky juga menyoroti pentingnya persepsi publik. Jika Prabowo tidak berhasil mandiri secara APBN dan dianggap melanjutkan utang yang dibuat oleh pemerintahan sebelumnya, hal ini bisa merusak citra pemerintahan baru.
Prabowo perlu membuktikan janji-janji kampanyenya dengan pengelolaan APBN yang mandiri dan efektif.
Program makan siang gratis yang dijanjikan oleh Prabowo-Gibran dan didukung oleh Sri Mulyani menghadapi banyak tantangan.
Efisiensi anggaran, manajemen utang, dan persepsi publik menjadi faktor-faktor kunci yang akan menentukan keberlanjutan program ini.
Meskipun anggaran telah disiapkan, Rocky Gerung pesimis bahwa program ini akan bertahan lebih dari satu tahun jika tantangan-tantangan tersebut tidak diatasi dengan baik.***
%20(Custom).jpg)
