Refly Harun, ahli hukum tata negara menyampaikan bagaimana cara kerja dan memilih seorang Komisaris. Hal ini ia sampaikan ketika netizen ramai menyoroti Komisaris BSI Felicitas Tallulembang.
Nama Felicitas Tallulembang sendiri menuai sorotan pasca Muhamadiyah tarik dana belasan triliunan.
Disebut-sebut, sosok Felicitas tak cocok karena punya latar belakang berbeda dengan jabatan sebagai Komisaris BSI.
Hal ini pun menuai sorotan Refly Harun dimana ia membahas terkait sosok yang cocok buat menduduki jabatan Komisaris Bank Syariah.
Jika kasusnya BSI, maka minimal Dokter Sita paham soal perbankan syariah yang merupakan bisnis utama, lalu tentang keuangan, hukum, dan tata kelola perusahaan.
“Perbankannya itu sendiri karena core bisnis, ekonomi terutama soal keuangan, hukum plus good corporate governance karena ini kan bertugas pengawasan,” kata Refly dilansir dari YouTube miliknya.
Refly kemudian mengatakan bahwa jika Felicitas ketat dalam pengawasan itu akan berjalan lebih baik.
Namun, menurutnya akan gawat apabila Felicitas tak kerja dan hanya sekadar tempel nama saja.
“Begini, Komisaris itu Anda bisa kerja, bisa nggak. Kerja kalau cuma sekadar nempel nama dapat setoran, wah gawat,” kata Refly.
Refly lantas mengatakan bahwa tipikal Direksi BUMN akan senang apabila Komisaris tak aktif.
“Karena Direksi BUMN akan senang kalau komisaris nggak aktif, karena merasa nggak dicawe-cawein,” katanya lagi.
Itu tadi apa kata Refly Harun soal gawat jika Felicitas Tallulembang hanya tempel nama dan tak bekerja. (*)
%20(Custom).jpg)
