NAIROBI: Somalia pada Kamis mengatakan pihaknya mengusir duta besar Ethiopia, menutup dua konsulat Ethiopia dan menarik duta besarnya sendiri untuk Addis Ababa di tengah perselisihan mengenai rencana Ethiopia untuk membangun pangkalan angkatan laut di wilayah Somaliland yang memisahkan diri.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ethiopia Nebiyu Tedla mengatakan Ethiopia tidak memiliki informasi apa pun mengenai masalah tersebut, yang pertama kali diumumkan secara resmi oleh kantor perdana menteri Somalia.
“Ini menyusul… tindakan Republik Demokratik Federal Ethiopia yang melanggar kedaulatan dan urusan dalam negeri Somalia,” kata Kementerian Luar Negeri Somalia dalam sebuah pernyataan.
Somalia memberi waktu 72 jam kepada duta besar Ethiopia untuk meninggalkan negara itu dan memerintahkan penutupan konsulat Ethiopia di Somaliland dan wilayah semi-otonom Puntland, kata kementerian luar negeri.
Pejabat senior dari Somaliland dan Puntland, yang juga terlibat perselisihan konstitusi dengan Mogadishu, mengatakan dekrit tersebut tidak akan berlaku di wilayah mereka.
“Kedutaan akan tetap buka terlepas dari apa yang dikatakan Mogadishu,” Rhoda Elmisaid, wakil menteri luar negeri Somaliland, mengatakan kepada Reuters melalui pesan pribadi yang dikirim melalui platform media sosial X. “Somaliland adalah negara berdaulat yang independen.”
Mohamud Aydid Dirir, menteri informasi Puntland, mengatakan kepada layanan radio Voice of America Somalia: “Keputusan Somalia tidak akan berhasil. Mereka tidak bisa menutup konsulat di Puntland dan Somaliland.”
Dua pejabat Somalia mengatakan tindakan tersebut terkait dengan perselisihan mengenai nota kesepahaman yang disetujui Ethiopia pada 1 Januari untuk menyewa 20 km (12 mil) garis pantai di Somaliland – bagian dari Somalia yang mengklaim kemerdekaan dan telah memiliki otonomi efektif sejak saat itu. 1991.
Ethiopia mengatakan ingin mendirikan pangkalan angkatan laut di sana dan menawarkan kemungkinan pengakuan atas Somaliland sebagai imbalannya – yang memicu tanggapan keras dari Somalia dan kekhawatiran bahwa perjanjian itu akan semakin mengganggu stabilitas kawasan Tanduk Afrika.
Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud sebelumnya menyebut perjanjian pelabuhan itu ilegal dan mengatakan pada bulan Februari bahwa negaranya akan “mempertahankan diri” jika Ethiopia terus melanjutkannya.
Ketegangan antara Mogadishu dan Puntland juga meningkat pada akhir pekan ketika dewan negara bagian Puntland mengatakan mereka telah menarik diri dari sistem federal negara itu dan akan memerintah sendiri secara independen dalam perselisihan mengenai perubahan konstitusi.
Tindakan Somalia yang mengusir duta besar dan menutup konsulat menimbulkan kekhawatiran atas nasib 3.000 tentara Ethiopia yang ditempatkan di Somalia sebagai bagian dari misi penjaga perdamaian Uni Afrika melawan militan dari Al-Shabab, afiliasi Al-Qaeda.
Mohamud mengatakan pada bulan Februari bahwa dia tidak berencana mengusir mereka. [ARN]
