Pada hari Senin, pesawat tempur Israel menyerang gedung diplomatik Iran di Suriah yang mencakup kedutaan dan berada di bawah rumah duta besar Iran dan keluarganya. Meskipun duta besar dan keluarganya tidak hadir pada saat itu, beberapa pejabat militer Iran terbunuh.
Serangan tak terduga Israel terhadap gedung diplomatik Iran di Suriah adalah bagian dari pesan yang dikirim ke Amerika Serikat bahwa Israel akan memperbesar konflik jika AS tidak melakukan “penyelamatan”, koresponden perang veteran Elijah Magnier mengatakan kepada Fault Lines Sputnik di Rabu.
“Israel mengirimkan pesan yang sangat kuat kepada berbagai aktor. Yang pertama adalah Amerika Serikat yang lambat dalam mengirimkan senjata,” Magnier memulai. “Israel juga mengirimkan pesan lain kepada Amerika yang mengatakan, 'Jika Anda tidak datang menyelamatkan kami dan tidak mendukung kami, kami akan memperbesar perang dan menyeret Iran,'” ke dalam perjuangan.
Membawa Iran, yang menurut Magnier telah dibenci sejak tahun 1979, ke dalam perang akan memaksa AS untuk ikut serta karena kebijakan lama mereka bahwa “Israel adalah bagian dari keamanan nasional Amerika.”
Serangan itu juga mengirimkan pesan kepada dunia bahwa segala sesuatunya sudah siap untuk Israel. “Jika Iran tidak merespons dan Barat tidak mengutuk Israel, itu berarti tidak ada kedutaan besar di dunia yang bisa berpura-pura aman,” kata Magnier, seraya menambahkan bahwa Israel akan mencapai target apa pun yang mereka lihat dan mereka “tidak peduli. siapa yang akan terbakar di jalan.”
Israel ingin Iran merespons dan melibatkan AS dalam perang, sesuatu yang menurut Magnier disadari oleh Iran, dan menyatakan bahwa Israel menolak menanggapi serangan terhadap jenderal-jenderalnya yang tidak berada di gedung diplomatik. “Namun, kali ini berbeda.”
“Jika Iran tidak merespons, maka Israel akan bertindak lebih jauh dan mencapai tujuan yang lebih jauh lagi,” jelas Magnier. “Tetapi tanggapannya akan sangat bijaksana karena Iran perlu berhati-hati agar tidak jatuh ke tangan [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu.”
Magnier mencatat bahwa Iran tidak akan menerima dukungan dan simpati yang sama seperti yang diterima Palestina dari komunitas internasional. “Israel membunuh warga sipil. Israel membunuh pekerja PBB. Mereka menghancurkan infrastruktur, sekolah, rumah sakit, universitas, dan membuat penduduk kelaparan. Inilah sebabnya mengapa orang-orang di seluruh dunia mendukung perjuangan Palestina.”
Salah satu pembawa acara, Melik Abdul, mencatat bahwa saat ini ada protes di jalan-jalan Israel, dan beberapa di antaranya menuntut gencatan senjata untuk menjamin pembebasan para sandera.
“Orang-orang berkemah di jalanan di depan rumahnya, di depan Knesset, di depan pemerintah,” jawab Magnier, seraya mengatakan bahwa “sangat jelas” bagi para pengunjuk rasa bahwa para sandera bukanlah prioritasnya.
“Pada akhirnya, dia bernegosiasi dengan kelompok yang menurutnya dia kalahkan dan ingin diberantas. Dia pergi ke Kairo [Mesir] dan tidak melakukan pembicaraan apa pun dengan mereka dan tanpa hasil apa pun karena dia tidak menginginkan hasil apa pun.”
Ketika ditanya bagaimana tanggapan Iran pada akhirnya, Magnier mengatakan mereka memiliki sejumlah pilihan. “Mereka memiliki rudal presisi jarak jauh. Mereka dapat membanjiri rudal pencegat Israel” dan menyerang suatu tempat di Israel. Tapi mereka juga bisa mencapai sasaran di Laut Merah, atau sasaran AS dan Israel di Irak dan Suriah.
“Atau mereka dapat meningkatkan dukungan terhadap poros perlawanan dan memasok mereka dengan senjata yang lebih canggih yang dapat merugikan Israel,” katanya, namun menambahkan bahwa sangat penting bagi Iran untuk menyerang Israel secara langsung “karena penting bagi Iran untuk mengetahui hal tersebut. negara mereka telah merespons serangan itu.” [SP-TK]
