Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Tim Pencarian Dan Penyelamatan Menyelamatkan Pengungsi Rohingya Dari Perahu Yang Terbalik

 JAKARTA: Pihak berwenang Indonesia dan nelayan menyelamatkan setidaknya 69 pengungsi Rohingya pada hari Kamis setelah kapal mereka terbalik sehari sebelumnya di perairan provinsi Aceh. 

Badan Pencarian dan Pertolongan Banda Aceh mengirimkan kapal untuk mencari perahu kayu yang terbalik pada Rabu malam menyusul informasi dari nelayan setempat yang melihat perahu tersebut pagi itu. 

Tim pencarian dan penyelamatan akhirnya menemukan perahu tersebut dan para korban selamat pada Kamis pagi, setelah kesulitan awal menemukan kapal tersebut di perairan berombak di lepas pantai Aceh. 

“Korban berhasil kami temukan pada pukul 09.00, perahu terbalik dan seluruh penumpang berdiri di atas lambung kapal. Lalu kami bergerak mengevakuasi para korban,” kata Ibnu Harris Al-Hussain, Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Banda Aceh.

“Kami berhasil menemukan 69 orang yang masih hidup.” 

Kelompok tersebut terdiri dari 42 laki-laki, 18 perempuan dan sembilan anak-anak, yang telah diserahkan kepada petugas imigrasi. 

Tidak jelas berapa banyak pengungsi yang berada di kapal kecil itu ketika kapal itu terbalik pada hari Rabu, namun enam orang yang selamat pada awalnya diselamatkan oleh nelayan setempat. 

Mayoritas Muslim Rohingya, yang disebut oleh PBB sebagai “minoritas paling teraniaya di dunia,” telah menghadapi penganiayaan selama puluhan tahun di Myanmar. Lebih dari 730.000 warga Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh pada tahun 2017, menyusul tindakan keras brutal yang dilakukan militer Myanmar, yang menurut PBB merupakan genosida. 

Ribuan orang berusaha melarikan diri dari kamp-kamp yang kumuh dan penuh sesak di Bangladesh ke negara-negara Asia Tenggara, dan Indonesia mengalami peningkatan tajam dalam jumlah pengungsi sejak bulan November. 

Indonesia memiliki sejarah dalam menerima pengungsi atas dasar kemanusiaan ketika mereka tiba di wilayah Indonesia, meskipun Indonesia tidak menjadi negara penandatangan Konvensi PBB tentang Pengungsi tahun 1951. Namun lonjakan kedatangan Rohingya baru-baru ini memicu reaksi balik di media sosial dan penolakan dari masyarakat Aceh.

Tahun lalu, sekitar 569 orang Rohingya – dari hampir 4.500 orang – tewas atau hilang saat mencoba pindah ke negara lain melalui penyeberangan laut yang mematikan, seringkali dengan perahu reyot, yang merupakan angka tertinggi dalam sembilan tahun.  {ARN]

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved