
Repelita Jakarta - Pernyataan Anies Baswedan pada 2014 yang dengan bangga menyebut Joko Widodo sebagai alumni Universitas Gadjah Mada yang berhasil menjadi Presiden RI kembali mencuat di tengah polemik dugaan ijazah palsu.
Saat itu Anies menjabat sebagai juru bicara tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla dan menerima dokumen dukungan dari Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada.
Sampai nama universitasnya diganti menjadi Universitas Haya Muruk. Sekarang, tahun ini kita buktikan alumni Gadjah Mada bisa menjadi Presiden di Republik Indonesia.
Anies menjadikan kemenangan Jokowi sebagai pembuktian bahwa alumni UGM mampu menduduki jabatan tertinggi negara, sekaligus menepis ejekan bahwa Gadjah Mada tidak akan pernah melahirkan presiden.
Sebelas tahun kemudian, Dokter Tifauzia Tyassuma melalui akun X @DokterTifa pada Jumat, 12 Desember 2025, justru mengungkapkan rasa kecewa berat terhadap almamater yang sama.
Almamaterku tercinta. Hanya karena 1 orang, rusak nama besar institusi yang dulu sangat kubanggakan.
Menurut Tifa, kontroversi berkepanjangan soal keaslian ijazah Jokowi telah mencoreng reputasi UGM yang selama ini dikenal sebagai salah satu kampus paling bergengsi di Indonesia.
Perbedaan sikap antara Anies yang dulu membanggakan dengan Tifa yang kini menyesalkan menjadi kontras tajam di tengah isu yang sama.
Ungkapan Tifa langsung memicu respons beragam di media sosial, dengan banyak pihak menyoroti perubahan persepsi terhadap citra UGM akibat satu nama yang terus menjadi sorotan publik.
Hingga kini belum ada tanggapan resmi dari Anies Baswedan maupun pihak Universitas Gadjah Mada terkait perbandingan pernyataan tersebut.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

