Repelita Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah besar dengan membebaskan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong melalui kebijakan abolisi dan memberikan amnesti kepada Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, yang keduanya dikenal berada di jalur politik berbeda dengan Mantan Presiden Joko Widodo.
Keputusan pembebasan Tom dan pemberian amnesti kepada Hasto dinilai sarat nuansa politik oleh Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah yang menilai kebijakan tersebut menunjukkan bagaimana pengaruh Jokowi di lingkaran Presiden Prabowo perlahan melemah.
Menurut Dedi, langkah Presiden Prabowo yang diumumkan pada Sabtu 2 Agustus 2025 itu bukan sekadar keputusan hukum semata, melainkan juga strategi untuk memperkuat dukungan politik sekaligus memberi sinyal penegasan arah kekuasaan baru di Istana.
“Keputusan Prabowo memang kuat nuansa politiknya, satu sisi Prabowo menekan Jokowi karena baik Tom maupun Hasto sama-sama berseberang dengan Jokowi,” ujar Dedi Kurnia Syah yang menjabat Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ketika dihubungi.
Dedi meyakini bahwa dengan langkah ini, dukungan terhadap Prabowo akan semakin solid karena memberi keyakinan kepada lingkaran koalisi bahwa Presiden berani mengambil keputusan tegas meski berpotensi memangkas pengaruh tokoh sekelas Jokowi di jajaran kabinetnya.
“Sehingga memungkinkan dukungan bagi Prabowo meningkat, sekaligus melemahnya pengaruh Jokowi di lingkar Prabowo,” tutur Dedi yang menilai kebijakan ini akan membuat peta politik di internal pemerintahan berubah signifikan.
Ia juga memprediksi akan terjadi penyesuaian posisi di barisan kabinet Merah Putih karena para menteri maupun tokoh partai politik yang masih mempertahankan kedekatan dengan Jokowi akan mempertimbangkan ulang sikap politiknya demi menjaga posisi dalam koalisi pemerintahan.
“Mitra koalisi Prabowo di kabinet dipastikan alami perubahan iklim, selain tokoh-tokoh loyalis Jokowi, juga elite parpol yang selama ini cenderung masih menjaga relasi dengan Jokowi akan berpikir dua kali, ketegasan Prabowo secara politik dalam hal ini menandai kemenangan pengaruh Prabowo,” ungkap Dedi.
Sementara itu, pendapat berbeda datang dari Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio atau Hensa yang melihat kebijakan Prabowo membebaskan Tom Lembong dan memberikan amnesti kepada Hasto justru menunjukkan semangat untuk merangkul semua kelompok politik demi menjaga stabilitas pembangunan nasional.
Hensa berpendapat keputusan ini merupakan kelanjutan dari janji Prabowo di awal masa kepemimpinannya yang ingin meredam ketegangan politik dengan mengakomodasi berbagai pihak agar elite politik bisa rukun sehingga program pembangunan berjalan tanpa hambatan berarti.
“Kan sebetulnya semangatnya Pak Prabowo di awal. Dia ingin merangkul semua, kalau elite politiknya rukun, pembangunannya lancar, kan ini yang dilakukan sebetulnya sekarang merangkul semua kan, kelompoknya Tom Lembong, kelompoknya Hasto,” kata Hensa.
Ia menilai kebijakan ini perlu dilihat sebagai langkah strategis yang tidak hanya punya kepentingan politik jangka pendek tetapi juga upaya membuka ruang rekonsiliasi di antara kelompok yang pernah berseberangan demi mendukung arah pemerintahan Prabowo ke depan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok