Repelita Pati - Demonstrasi besar-besaran terjadi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menyoroti rencana kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250% yang memicu kemarahan masyarakat pada Sabtu (16/8/2025).
Rocky Gerung menyatakan melalui kanal YouTube-nya bahwa aksi ini bukan sekadar kemarahan, tetapi bentuk kemuakan warga terhadap keputusan yang dianggap memberatkan.
Bupati Pati, Sudewo, memutuskan mengundurkan diri sementara setelah memicu protes publik, dan Presiden Prabowo Subianto turun tangan untuk membatalkan kenaikan PBB.
Meski demikian, menurut Rocky Gerung, demonstrasi tetap berlangsung karena masyarakat menilai keputusan itu mencerminkan ketidakpekaan pejabat terhadap kondisi ekonomi rakyat.
Ia menegaskan kemarahan publik di Pati merupakan pesan penting bagi pemerintah: “Kalau rakyat marah itu pesan langit. Rakyat ingin didengar bukan dibebani.”
Rocky menyoroti ketidakmampuan pejabat membaca realitas ekonomi masyarakat, menyebut kasus Pati sebagai simbol kemarahan rakyat yang bisa menjadi inspirasi perlawanan sosial di daerah lain.
Fenomena ini, tambahnya, menunjukkan demokrasi sedang diuji dan pejabat harus memahami antropologi masyarakat; rakyat adalah subjek yang harus dilayani, bukan diberi harapan palsu.
Ia juga mengkritik kebijakan pemerintah pusat yang dianggap tidak sensitif terhadap kondisi riil rakyat, menekankan kejujuran dalam menyampaikan kondisi ekonomi lebih penting dibanding angka pertumbuhan yang tinggi namun tidak dirasakan masyarakat.
Rocky Gerung menegaskan kasus Pati menjadi peringatan bagi seluruh pejabat daerah, mulai dari bupati, wali kota, hingga gubernur, agar memahami realitas sosial ekonomi masyarakat.
Ia menyatakan: “Ini soal kesabaran rakyat dan kejujuran pemimpin. Kalau rakyat melihat kepongahan dan kebohongan, kemarahan akan melebar.”
Rocky menutup dengan pesan tegas: “Kasus Pati harus menjadi pelajaran bagi semua pejabat negara.”(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

