Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

[HEBOH] Kemunculan Bongkahan-Bongkahan 'Emas' di Sungai Eufrat dan Nubuat Hari Kiamat Nabi Muhammad

Top Post Ad

 Heboh Kemunculan Bongkahan-Bongkahan 'Emas' di Sungai Eufrat dan Nubuat Hari Kiamat Nabi Muhammad

Repelita Raqqa - Belakangan ini, puluhan warga di pedesaan Raqqa, Suriah, berkumpul di tepi Sungai Eufrat dengan aktivitas menggali tanah berpasir menggunakan tangan dan alat seadanya.

Kerumunan tersebut terus bertambah hingga pekan lalu, Jumat, 1 Agustus 2025, saat muncul gundukan bebatuan berkilau di salah satu tepian akibat surutnya air sungai.

Para penambang lokal bahkan mendirikan tenda-tenda di sekitar lokasi yang diduga menjadi sumber emas mentah tersebut.

Kegiatan penambangan secara mandiri ini telah memacu pertumbuhan mikro-ekonomi di daerah itu.

Harga peralatan penambangan meningkat tajam, sementara para broker amatir muncul untuk memanfaatkan peluang dari hasil temuan para penambang.

Meski demikian, kawasan penambangan di tepi Sungai Eufrat sampai sekarang tidak berada di bawah regulasi atau pengawasan resmi.

Belum ada pemerintah atau otoritas setempat yang mengambil tindakan maupun memberikan pernyataan terkait perkembangan yang terjadi, padahal jumlah penambang terus bertambah dan berpotensi menimbulkan risiko keamanan dan lingkungan.

Ahli geologi Khaled al-Shammari menyatakan kepada Shafaq News bahwa sedimentasi mineral memang sering terjadi di sepanjang Sungai Eufrat karena sungai itu mengalir melewati wilayah yang kaya kandungan mineral.

Al-Shammari menegaskan bahwa kilauan bebatuan saja belum cukup menjadi bukti keberadaan emas atau mineral berharga lain.

"Hanya analisis geologi mendalam yang dapat memastikan apakah timbunan itu mengandung emas atau mineral bernilai," ujarnya.


Namun warga Raqqa tidak terlalu mempedulikan ketidakpastian ilmiah tersebut.

Bagi mereka, kilauan bebatuan memiliki arti penting secara ekonomi dan spiritual.

Secara spiritual, fenomena di tepi Sungai Eufrat saat ini dianggap berkaitan dengan nubuat Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dalam sejumlah hadits.

Salah satu hadits menyebutkan bahwa hari kiamat tidak akan datang sebelum Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan sebuah gunung emas yang membuat manusia berperang memperebutkannya.

Cendekiawan Muslim Asaad al-Hamdani mengonfirmasi kesahihan hadits tersebut dalam tradisi Sunni.

Namun, ia mengingatkan agar masyarakat tidak terburu-buru mengaitkan kejadian sekarang dengan tanda-tanda kiamat tanpa pemahaman mendalam.

"Sebuah narasi seperti ini perlu dipahami secara bijaksana, terutama saat dikaitkan dengan peristiwa yang sedang berlangsung," kata Al-Hamdani.

Sungai Eufrat sendiri merupakan sungai penting yang mengalir dari Turki, melewati Suriah, hingga ke Irak.

Sungai ini telah menjadi pusat kehidupan kawasan sejak zaman Mesopotamia kuno, menopang pertanian, perdagangan, dan peradaban.

Dalam beberapa tahun terakhir, penurunan muka air Sungai Eufrat telah menimbulkan kekhawatiran mengenai bendungan di Turki, hak air lintas negara, serta memperburuk kondisi kekeringan di wilayah tersebut.

Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa hari kiamat tidak akan terjadi sebelum Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan gunung emas yang menyebabkan manusia bertempur hebat sehingga 99 dari 100 orang tewas dalam pertempuran itu.

Hadits lain juga menyebutkan bahwa saat sungai itu surut, akan tampak harta karun berupa emas, namun orang yang hadir di tempat itu tidak boleh mengambil sedikit pun dari harta tersebut.

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa sungai yang kini melintasi tiga negara modern ini akan memperlihatkan kekayaan berupa gunung emas yang tidak dapat diambil oleh siapapun saat itu.

Kitab Al-Burhan fi `Alamat al-Mahdi Akhir az-Zaman menjelaskan bahwa keringnya Sungai Eufrat menjadi tanda kedatangan Imam al-Mahdi dan semakin dekatnya hari kiamat.

Dalam bahasa Arab, sungai ini disebut al-Furat yang berarti air paling segar.

Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Al-Hadith Al-Nabawi, Sungai Eufrat membelah pegunungan Toros di Turki, melewati kota Jarablus di Suriah, kemudian al-Bukmal di Irak, dan bertemu Sungai Tigris di Al-Qurnah sebelum bermuara di Teluk Arab.

Panjang sungai ini mencapai 2.375 kilometer, dan anak-anak sungainya Al-Balikh dan Al-Khabur telah mengering.

Ketika Nabi Muhammad SAW menubuatkan masa depan Sungai Eufrat, wilayah ini menjadi perebutan dua kerajaan besar, Persia dan Bizantium.

Setelah wafatnya Rasul, Persia sempat menguasai Mesopotamia termasuk wilayah Eufrat, namun kemudian dikalahkan oleh umat Islam pada masa Khulafaur Rasyidin melalui Perang Nahavand tahun 642 M.

Pada era khalifah Umar bin Khattab, seluruh wilayah Persia berhasil ditaklukkan oleh daulah Islam, menandai runtuhnya imperium yang telah berdiri selama berabad-abad.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Below Post Ad

ads bottom

Copyright © 2023 - Repelita.com | All Right Reserved