Repelita Jakarta - Dugaan keaslian ijazah milik mantan Presiden Joko Widodo kembali ramai diperbincangkan publik setelah musisi senior Iwan Fals mengunggah jajak pendapat melalui akun X @iwanfals pada 11 Juli 2025.
Polling tersebut secara langsung menanyakan pendapat warganet terkait status ijazah Jokowi dengan tiga opsi jawaban, yaitu asli, palsu, atau memilih diam.
Hasil jajak pendapat itu memunculkan angka yang mengejutkan karena dari total 4.865 suara, 72 persen responden menilai ijazah Jokowi palsu, 14 persen menyatakan asli, dan sisanya memilih tidak memberikan komentar.
Unggahan Iwan Fals langsung diserbu komentar warganet yang mayoritas meragukan keabsahan ijazah Jokowi.
Akun @BarisanOpOsisi menulis, “Kalau asli gak sedrama ini.”
Sementara akun @sweetapril2010 berkomentar, “Di luar asli/palsu, ini bukti bahwa Jokowi bukan negarawan, bahkan sebagai politisi pun tidak baik.”
Akun lain, @Abu_Farqah, meluapkan penyesalan setelah pernah menaruh harapan pada Jokowi.
“Sekarang aku sadar bahwa tuh orang emang penjahat yang harus dilenyapkan!," tulisnya.
Sejumlah komentar juga menyindir potensi munculnya survei tandingan guna meredam hasil polling Iwan Fals.
Akun @Nicholaus871 menulis, “Mungkin nggak lama lagi hasil polling ini akan dibalas dengan survei dari Indikator.”
Sementara akun @NYRSRBL berkomentar mengenai kebanggaan kampus.
“Kalau asli pasti bangga jadi alumni UGM dan tinggal tunjukin,” tulisnya.
Di tengah panasnya polemik ini, Muannas Alaidid selaku konsultan hukum PIK-2 turut merilis data survei tandingan lewat akun X @muannas_alaidid pada 31 Juli 2025.
Dalam unggahannya, Muannas membagikan hasil survei LSI yang mengklaim 74,6 persen publik tidak mempercayai tuduhan ijazah palsu Jokowi.
"Sisanya yang percaya itu berarti cuma 12 persenan aja dan semuanya barisan sakit hati," tulis Muannas.
Muannas menyebut isu ijazah palsu hanyalah bentuk balas dendam pihak tertentu terhadap Jokowi yang memiliki rekam jejak penanganan kasus hukum.
Ia juga menyinggung pernyataan Jokowi yang sempat mengaitkan isu tersebut dengan sosok besar yang pernah dicopot dari jabatan, kalah di pemilu, hingga organisasinya dibubarkan karena ingin mengganti Pancasila.
Muannas meyakini meski Jokowi sudah tidak lagi menjabat, pengaruh politiknya masih kuat sehingga serangan fitnah terus digulirkan untuk merusak reputasinya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok